Selasa, 08 Juli 2014

Commuter Line, Istana Bagi Penumpang Wanita & Penumpang Tidur

                “Ngalah dong sama cewe, mas?” “Mas berdiri dong, kan cowok?” itu kalimat teguran yang cukup saya sering dengar yang dilontarkan ibu-ibu ke pemuda atau pria separuh baya, yang sedang duduk di commuter line. Lucunya, kalimat teguran itu sering dilantunkan bukan di gerbong wanita dan juga kalimat teguran itu biasanya dilontarkan oleh ibu-ibu yang masih gagah perkasa dan pemberani yang baru masuk kereta. Sementara nanti ibu-ibu pemberani ini duduk, ada di sebelah lainnya ibu ibu yang mukanya pucat tapi kurang pemberani dan sudah menunggu tempat duduk dari stasiun awal untuk duduk, hanya bisa kuyu memegang pegangan kereta berharap kereta cepat sampai.

                Saya termasuk pengguna commuter line, saking seringnya saya sempat beberapa kali melakukan riset tentang commuterline ini untuk tugas. Kejadian kejadian diatas tadi, kejadian yang sangat lumrah apalagi di peak hour, dimana kondisi kereta memang sangat berdesakan. Wanita yang mempunyai gerbong sendiri, datang menginvasi gerbong biasa dan mencari tempat duduk kosong yang presentasenya tingkat keberadaannya satu banding seribu. Mereka berasumsi, lelaki jantan pasti mengalah dan memberikan tempat duduknya dengan sukarela demi sesuatu yang dinamakan ‘Kejantanan’. Jadi jangan heran, jika ada perempuan yang mendekati tempat duduk anda, bahkan sampai mencolek, itu bukan berarti dia menyukai anda karena anda tampan, dia akan menyukai anda kalau anda berdiri dan mempersilahkan dia untuk duduk.

                Jangan salah, ternyata pria pria ini bukan masokis yang selalu bersedia memberikan setiap tempat duduknya kepada wanita, sekaligus juga pria ini tidak mau kehilangan citranya sebagai makhluk yang jantan. Alangkah cerdiknya, pria pria ini melakukan trik yang lebih hebat dari mentalis, pura-pura tidur. Entah tren ini siapa yang memulai, harusnya ia mendapatkan nobel atas karyanya ini, karena terbukti dengan trik pura-pura tidur, tempat duduk anda aman sampai stasiun tujuan. Terlepas yang tidur sungguhan, tapi mereka yang pura-pura tidur itu lebih banyak karena saya pun bersama kolega kereta kadang melakukan hal yang sama. Para wanita pun diserang sisi feminisnya, dimana para wanita yang lembut ini tidak tega membangunkan para pria pria yang berusaha untuk mengasuransikan tempat duduknya dengan pura-pura tidur.

                Ini adalah kejadian lucu kaum kaum urban, baik secara denotatif ataupun konotatif. Lucu, karena pertandingan antar gender masih terjadi di media sederhana yang bernama gerbong kereta. Lucu, karena wanita kadang merasa pria pria ini selalu kuat, pria pria ini tidak ada yang sedang kelelahan dari tempat kerjanya, wanita selalu lemah dan butuh duduk, pria pria ini tidak boleh sakit atau apapun itu yang membutuhkan duduk. Lucu, karena banyak lelaki yang sebenarnya kuat tidak mau mengalah kepada wanita yang memang sedang membutuhkan tempat duduk, ibu-ibu hamil, atau ibu-ibu yang sedang membawa anaknya. Mereka hanya fokus dalam mimpinya yang didapat dari ‘pura-pura tidur’.

                Tidak perlu menyalahkan siapa-siapa, lakukan saja yang menurut kata hati itu adalah benar. Percuma sebagus apapun sistem yang kita lakukan, kalau melanggar itu adiktif di masyarakat sekarang. Ini hanya sederhana, hanya masalah moral. Masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh rumus phytagoras ataupun integral bertingkat, hanya dengan berempati masalah ini bisa selesai. Bagi para wanita, jikalau merasa diri masih kuat untuk berdiri dan memang tidak ada yang mau memberikan duduk, sabarlah, anggap saja pria pria itu baru selesai membangun candi. Tak perlu dimarahi dan dipermalukan di hadapan penumpang lainnya. Bagi para pria, jikalau merasa diri kuat, tawarkanlah wanita untuk duduk, karena pada hakikatnya wanita memang lebih ringkih dari pria. Lumayan hitung hitung olahraga, daripada anda terus pura-pura tidur lalu banyak wanita yang menyumpahi anda.


Sejauh pengamatan saya pribadi, wanita yang pura-pura tidur adalah makhluk terkuat di tempat duduk commuterline. Tempat duduknya sakral nan abadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar