Selasa, 08 Juli 2014

Commuter Line, Istana Bagi Penumpang Wanita & Penumpang Tidur

                “Ngalah dong sama cewe, mas?” “Mas berdiri dong, kan cowok?” itu kalimat teguran yang cukup saya sering dengar yang dilontarkan ibu-ibu ke pemuda atau pria separuh baya, yang sedang duduk di commuter line. Lucunya, kalimat teguran itu sering dilantunkan bukan di gerbong wanita dan juga kalimat teguran itu biasanya dilontarkan oleh ibu-ibu yang masih gagah perkasa dan pemberani yang baru masuk kereta. Sementara nanti ibu-ibu pemberani ini duduk, ada di sebelah lainnya ibu ibu yang mukanya pucat tapi kurang pemberani dan sudah menunggu tempat duduk dari stasiun awal untuk duduk, hanya bisa kuyu memegang pegangan kereta berharap kereta cepat sampai.

                Saya termasuk pengguna commuter line, saking seringnya saya sempat beberapa kali melakukan riset tentang commuterline ini untuk tugas. Kejadian kejadian diatas tadi, kejadian yang sangat lumrah apalagi di peak hour, dimana kondisi kereta memang sangat berdesakan. Wanita yang mempunyai gerbong sendiri, datang menginvasi gerbong biasa dan mencari tempat duduk kosong yang presentasenya tingkat keberadaannya satu banding seribu. Mereka berasumsi, lelaki jantan pasti mengalah dan memberikan tempat duduknya dengan sukarela demi sesuatu yang dinamakan ‘Kejantanan’. Jadi jangan heran, jika ada perempuan yang mendekati tempat duduk anda, bahkan sampai mencolek, itu bukan berarti dia menyukai anda karena anda tampan, dia akan menyukai anda kalau anda berdiri dan mempersilahkan dia untuk duduk.

                Jangan salah, ternyata pria pria ini bukan masokis yang selalu bersedia memberikan setiap tempat duduknya kepada wanita, sekaligus juga pria ini tidak mau kehilangan citranya sebagai makhluk yang jantan. Alangkah cerdiknya, pria pria ini melakukan trik yang lebih hebat dari mentalis, pura-pura tidur. Entah tren ini siapa yang memulai, harusnya ia mendapatkan nobel atas karyanya ini, karena terbukti dengan trik pura-pura tidur, tempat duduk anda aman sampai stasiun tujuan. Terlepas yang tidur sungguhan, tapi mereka yang pura-pura tidur itu lebih banyak karena saya pun bersama kolega kereta kadang melakukan hal yang sama. Para wanita pun diserang sisi feminisnya, dimana para wanita yang lembut ini tidak tega membangunkan para pria pria yang berusaha untuk mengasuransikan tempat duduknya dengan pura-pura tidur.

                Ini adalah kejadian lucu kaum kaum urban, baik secara denotatif ataupun konotatif. Lucu, karena pertandingan antar gender masih terjadi di media sederhana yang bernama gerbong kereta. Lucu, karena wanita kadang merasa pria pria ini selalu kuat, pria pria ini tidak ada yang sedang kelelahan dari tempat kerjanya, wanita selalu lemah dan butuh duduk, pria pria ini tidak boleh sakit atau apapun itu yang membutuhkan duduk. Lucu, karena banyak lelaki yang sebenarnya kuat tidak mau mengalah kepada wanita yang memang sedang membutuhkan tempat duduk, ibu-ibu hamil, atau ibu-ibu yang sedang membawa anaknya. Mereka hanya fokus dalam mimpinya yang didapat dari ‘pura-pura tidur’.

                Tidak perlu menyalahkan siapa-siapa, lakukan saja yang menurut kata hati itu adalah benar. Percuma sebagus apapun sistem yang kita lakukan, kalau melanggar itu adiktif di masyarakat sekarang. Ini hanya sederhana, hanya masalah moral. Masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh rumus phytagoras ataupun integral bertingkat, hanya dengan berempati masalah ini bisa selesai. Bagi para wanita, jikalau merasa diri masih kuat untuk berdiri dan memang tidak ada yang mau memberikan duduk, sabarlah, anggap saja pria pria itu baru selesai membangun candi. Tak perlu dimarahi dan dipermalukan di hadapan penumpang lainnya. Bagi para pria, jikalau merasa diri kuat, tawarkanlah wanita untuk duduk, karena pada hakikatnya wanita memang lebih ringkih dari pria. Lumayan hitung hitung olahraga, daripada anda terus pura-pura tidur lalu banyak wanita yang menyumpahi anda.


Sejauh pengamatan saya pribadi, wanita yang pura-pura tidur adalah makhluk terkuat di tempat duduk commuterline. Tempat duduknya sakral nan abadi.

Bogor, Hijau, dan Angkutan Umum

       Kota Bogor yang dulu, sangatlah beriman: Bersih, Indah, dan Nyaman. Slogan itu tak berlebihan diberikan untuk bogor sekitaran 7-8 tahun lalu, ketika saya masih mengenakan seragam putih-merah atau putih-biru. Tapi sekarang, untuk berjalan di pinggiran jalan pun sangat susah rasanya, padahal sudah sangat pinggir sekali. Saya tidak habis pikir apakah memang sedang nge-trend angkot atau motor berjalan di trotoar atau memang yang sedang ngetrend orang yang berjalan kaki itu di tengah jalan raya? Sepertinya saya ketinggalan trend kalau seperti itu.

                Kalau masalah kebersihan dan keindahan, meski belum bisa dibilang sangat baik, tapi bogor memang cukup baik dalam masalah kebersihan dan keindahan dibanding kota-kota lainnya. Hanya beberapa spot tertentu yang masih banyak sampah dan pemandangannya kurang enak dilihat, tapi masalah itu masih bisa ditolerir, menurut saya. Tapi ada satu hal yang sudah mengundang decak kagum bagi banyak warga bogor, decak kagum karena warga bogor menyaluti kota ini yang kemacetannya ternyata bisa lebih macet dari jakarta. Andai ada penghargaan kemacetan se-Indonesia, Bogor pasti sudah menang 3 tahun berturut turut, dengan kategori pendatang baru kota termacet.

              Saya pun lupa, dari mulai kapan Bogor semacet ini, karena saking pendatang baru terbaiknya. Kalau anda tidak percaya kenapa bogor memenangkan penghargaan ini, coba anda datang ke daerah laladon & dramaga jam 07.00-09.00 atau 17.00-21.00. Jangan lupa juga untuk mampir ke daerah sempur/pasar bogor/sukasari di jam yang sama. Kalau tidak mau susah susah coba anda ke daerah merdeka jumat malam, saya yakin ada pengendara motor yang membuka tikar lalu berpiknik di atas motornya. Dan yang sudah menjadi rahasia umum kalau anda keluar pada hari sabtu, bogor sudah sempurna menirukan kemacetan jakarta.

                Penyebab kemacetan ini bermacam macam, tapi yang paling sering dijadikan kambing hitam adalah angkot. Dan bogor juga sekarang boleh berbangga hati kalau selain kota hujan, bogor juga tersohor dengan sebutan kota sejuta angkot. Kurang lebih ada 24 trayek yang ada di kota bogor seperti yang dilangsir oleh situs kota bogor. Dan tidak lupa juga peningkatan mobil berpenumpang setiap tahunnya kurang lebih 9,9 % dan sekarang sudah mencapai 3400-an lebih angkot di bogor. Tidak hanya angkot yang menjadi kambing hitam, jalan yang sempit pun dijadikan kambing hitam kedua sebagai penyebab kemacetan. Dan peringkat ketiga kambing hitam ditempati oleh, pertumbuhan populasi yang semakin tinggi setiap tahunnya. Selanjutnya untuk juara harapan satu adalah sudah menjamurnya pusat pusat perbelanjaan dan pembangunan di kota bogor.

                Kasihan angkot menjadi kambing hitam, padahal angkot hanyalah benda mati. Kalau tidak ada supir mana bisa angkot dijalankan, kecuali angkot bogor sudah difasilitasi autopilot. Mari jangan salahkan angkot, dia hanya benda mati yang dicat hijau. Yang boleh disalahkan adalah perilaku supir angkot itu sendiri. Banyak sekali contoh perilaku perilaku supir angkot yang berpeluang besar untuk membatalkan puasa seseorang, misalnya pengendara motor yang sedang nyaman berjalan dikiri, tiba tiba datanglah mobil hijau dari kanan yang menutup jalan pengendara motor, hanya demi menurunkan penumpang yang suka mendadak bilang “Kiri bang”, hebatnya supir angkotnya menuruti saja. Atau mungkin ada tipe supir angkot yang mager + ambisius, entah harus berapa orang di angkotnya baru ia mau untuk tidak ngetem. Bukti empiris teorema diatas: Setelah anda membaca tulisan ini, coba anda ke stasiun bogor menggunakan motor, dan coba parkirkan motor itu di stasiun. Kalau anda tidak berkeluh tentang angkot ngetem, kesabaran anda luar biasa tinggi.

                Jika harus di list satu persatu uniknya perilaku supir angkot mungkin itu bisa dijadikan skripsi. Tapi jangan hanya mengambing hitamkan supir angkot juga, karena penumpang yang pemalas juga berkontribusi menjadikan angkot sebagai biang utama kemacetan. Lihatlah, bagaimana banyak penumpang yang malas untuk jalan beberapa meter saja guna mencapai angkot, sehingga angkot harus menghampiri. Tidak heran 10 tahun kedepan, angkot sudah ada di depan pintu rumah setiap orang, karena saking pemalasnya. Padahal kalau di jepang atau di negara maju lainnya, orang harus berjalan sebegitu jauhnya untuk menggunakan moda transportasi umum. Dengan begitu diyakini akan membuat badan kita selalu sehat dan juga menaikkan tingkat kedisiplinan kita.

                Penyebab jalan yang sempit, penyebab jumlah angkot yang terlalu banyak atau penyebab tingginya populasi hilang begitu saja di otak saya setelah melewati hari itu. Ternyata penyebabnya adalah atittude supir dan penumpang angkot, atau supaya lebih adil penyebabnya atittude semua pengendara. Andai semua dari kita mematuhi semua rambu rambu lalu lintas, atau mau mengalah dan tidak merasa sebagai ‘Orang yang paling buru-buru’ di jalanan, saya yakin jalanan di kota bogor khususnya akan sangat lancar. Berkaca dari kasus tadi, terlihat masyarakat kita hanya takut dengan sesuatu yang terlihat, seperti polisi. Masyarakat kita sangat acuh dengan sesuatu yang hanya bersifat sebagai simbol, seperti rambu rambu lalu lintas. Bukan tidak mungkin kalau berperilaku setiap pengendara sudah baik, angkot menjadi ciri khas yang baik untuk mengharumkan kota bogor.


Andai hari itu tiba, saya yakin angkot sudah difasilitasi autopilot.

Teori Air vs Teori Hujan

     Daripada saya terus terusan membahas kekalahan timnas Brazil malam ini yang memang sudah diprediksi oleh banyak kalangan, alangkah lebih bijak kalau saya membahas sedikit tentang banjir. Lagipula timnas brazil sudah pantas kalah di 30 menit pertama, tak menarik untuk dibahas.

     Banjir, adalah musibah tahunan bahkan sudah dibilang tradisi untuk daerah ibukota, begitupula daerah penyangganya. Entah kenapa tradisi ini sangat dipegang kuat oleh masyarakat jabodetabek pada khususnya. Kata-kata, ‘banjir kiriman’, ‘daerah langganan banjir’ dan ‘banjir lagi’ adalah kata kata yang sebenarnya sangat akrab bagi kita, apalagi di bulan desember-januari akhir nanti. Saking akrabnya, televisi lupa kalau Indonesia tidak hanya jabodetabek, banjir adalah komoditas utama pertelevisan dalam menaikkan rating dan juga ladang basah untuk para pencari simpati, mengingat nanti 2014 ada pesta politik akbar.

     Kalau memang ingin dibahas, siapa kira kira penyebab banjir ini? Per-orangan kah, atau dua orang atau sekelompok orang atau bahkan masyarakatnya? Beda versi pasti tiap orangnya, tapi yang jelas banjir ini disebabkan oleh sampah. Itu hal yang pasti. Sampah disini, bukan sesederhana buang sampah plastik sehabis kita makan batagor misalnya, dan langsung banjir. Tidak sama sekali. Sampah ini sudah tertimbun lamanya, baik sampah sampah industri ataupun sampah sampah konsumsi. Seperti kita tahu, industrialisasi di daerah jabodetabek memang paling tinggi, apalagi tingkat konsumsinya yang seakan malu kalau konsumsinya tidak diatas pendapatannya. Dan sampah ini tidak pernah tertampung dengan baik, karena masyarakat kelas menengah seperti kita tahu mereka semua anggota ‘himpunan orang yang gemar mengkonsumsi tanpa pikir panjang’. Beli-Buang, Beli-Buang seperti template di hidup mereka, entah itu butuh atau tidak, mereka anggap itu angin lalu, yang penting tren. Kelas menengah ke atas.

     Dan mengutip sedikit dari essai zen rs, masyarakat indonesia sekarang bukan lupa daratan tapi lupa sungai. Disana menyebutkan bahwa sungai adalah sumber kehidupan dari zaman dahulu hingga kini. Contohnya adalah sungai indus di India, dan juga di Yogya ada sungai progo. Kalau kita lihat di jakarta, sungai membelah kota ini. Jauh jauh hari belanda sudah tahu kalau jakarta adalah daerah potensi banjir, dan semenjak dahulu sudah membuat banjir kanal barat. Lucunya, bangsa lain-lah yang perduli dengan ancaman banjir ibukota. Saya rasa, bangsa Indonesia tidak pernah kalah pintar dengan bangsa lain. Kemauannya saja kecil. Sungai dijakarta, lebih dangkal daripada pemikiran pemikiran orang primitif. Wajar saja kalau banjir terus menerjang ibukota.

     Yang kebanjiran adalah masyarakat menengah kebawah, atau bisa dibilang mereka masyarakat yang pendapatannya tidak cukup cukup amat untuk makan setiap harinya, apalagi untuk mengikuti tren seperti penyebab panjir tadi di paragraf dua. Banjir semata kaki pun mereka pasti masih mengucap syukur yang banyak, karena biasanya banjirnya setinggi mata kepala apalagi di daerah rawan banjir. Walaupun mereka kadang turut berkontribusi dalam membuang sampah sembarangan, tapi saya rasa kontribusinya tidak sebesar orang yang membuang sampah industri dan kosnumsi yang banyak atau kontribusi orang orang berkebanyakan uang yang membuat daerah resapan air menjadi entah itu villa, bangunan, ataupun sesuatu yang bisa dikomersilkan, yang biasanya terbuat dari beton.

     Yang disalahkan? Sudah jelas, walikota yang baru beberapa tahun ini terpilih. Kasian dia, yang sabar ya pak, anda ibarat David Moyes, mewarisi skuad Manchester United yang orang kira hebat padahal sudah sangat ringkih. Terus, yang disalahkan selanjutnya adalah kota tetangga, kota yang dibangun villa oleh orang orang penyebab banjir. Bogor. Saya ingin bertanya hanya satu hal, “Apakah ada teori, kalau air mengalir dari tempat rendah ke tempat tinggi, kalau ada, sebutkan siapa tokohnya. Pasti sangat jenius”.Sudah hakikatnya, kalau air mengalir dari tempat tinggi ke rendah, menyalahkan kodrat itu sama saja mencurangi Tuhan. Sebaik baiknya drainase di bogor, air akan terus mengalir kebawah bukan keatas.

     Maaf kalau data data empiris dalam tulisan ini kurang, karena semua data sudah bisa didapat di televisi atau anda searching di google sekalipun pasti akan lebih akurat. Ini hanya sebuah opini mahasiswa yang tadi menunggu kereta delay sekian lamanya, karena stasiunnya tergenang air. Dan terpaksa mendengar keluhan orang orang menengah keatas yang terus mengeluh banjir sembari membuang sampahnya dengan sembarangan.


     Daripada saya mendengar keluhan masyarakat seperti itu, saya lebih baik melihat pertandingan ulang Brazil vs Jerman.  Ah, tidak juga, sama membosankannya sepertinya. Karena ada dua persamaan antara orang yang suka buang sampah sembarangan dengan permainan timnas Brazil malam ini: Sama sama medioker.

Minggu, 06 Juli 2014

Good Luck, Moyes: Love United Hate Glazer

Peduli setan tentang statistik banding-bandingan, rekor yang dipecahkan Moyes, dan blabla tentang Moyes. Itu bisa anda cari di situs internet lainnya, bahkan ada rekor-rekor yang dibikin bikin dan membuat orang lain terbahak-bahak, padahal rekor itu tidak pernah ada, hanya dikarang-karang. Ya, semua suka Moyes sama halnya orang orang disekolah merasa lucu melihat ada anak ingusan yang dikerjai  oleh anak anak kelas lainnya. Awalnya buat mereka lucu, tapi lama lama ada yang merasa kasihan, tapi mereka hanya bisa menonton si anak ingusan itu dikerjai sambil tertawa, dan tidak lupa berdoa agar si anak ingusan itu bisa menang melawan anak kelas lainnya, tapi nyatanya tak pernah terjadi.


Saya bukan seorang hal yang paham benar tentang statistik, tapi anak bocah yang baru masuk TK pun pasti tahu kalau permainan manutd di era Moyes sangat membuat kesal daripada di era emas Fergie. Saya tak tahu bagaimana permainan di era Fergie ketika baru injak kaki di manutd, video yang menayangkan itu secara gamblang sangat sedikit di internet, haruskah saya menggunakan mesin waktu untuk kembali ke akhir 80an dan awal 90an? Dari statistik menjelaskan kalau permainan fergie di awal dia membangun kerajaannya, tidak bagus-bagus amat. Wajarkah membandingkan era emas seseorang  yang dibangun 26 tahun lamanya, dengan sesorang yang setahun saja belum?

“Skuadnya fergie kan waktu itu jelek!”. Pasti ada yang bilang seperti itu. Memang apa yang anda banggakan dari skuad 2011/2012? squad peninggalan Sir Alex? Lini belakang rapuh. Lini tengah pas-pasan. Lini depan mungkin bisa dibilang lumayan dari kedua lini tadi. Terhitung hanya Rafael, Carrick, Degea, Van Persie, dan Rooney, buat saya yang masih ada kualitas. Tapi apa? di musim berikutnya, mereka semua cedera kecuali Degea. Apa yang membuat squad 2011/2012? Sir Alex Ferguson. Itu kelebihannya, membuat squad sampah menjadi squad juara. Manutd bukan tim yang suka menumpuk pemain bintang dalam satu line up, tapi manutd adalah tim yang suka mengalahkan tim yang seperti itu. Itu yang saya tau hingga sekarang.

Perlu diakui memang Moyes terburu buru mengganti staff United yang lama, seperti Mike Pheelan dan Rene Maulensteen, dengan staff yang baru. Tapi di sisi lain, dia pelatih, dia berhak menentukan dengan siapa dia nyaman bekerja. Dengan siapa dia bekerja. Walau hasilnya selalu buruk, bisa jadi kala itu Moyes belum belajar, walau naif saya harus mengatakan “Dia masih butuh waktu”. Jangankan Moyes, saya yang bermain football manager menggunakan manutd sering mendapatkan tekanan super tinggi dari fans dan petinggi club. Mereka tak biasa kalah, mereka tak biasa tak juara, mereka ingin juara. Sementara pemainnya, malas-malasan, marah-marah. Ini nyata, coba saja pakai manutd di football manager. Mereka baru senang, dan mengelu-elukan nama saya ketika saya mendapatkan quadruple dengan mengalahkan barcelonanya Pep Guardiola di final.

Saya kecewa melihat manutd bermain begitu sampah musim ini. Tapi diliat dari sisi lain, apa dengan bermain seperti sampah membuat Moyes senang? apa dengan bermain seperti sampah membuat posisi Moyes aman, gajinya naik? Dia juga “enggak ngerti kenapa kayak gini”. Dosa besar, jika kita menyalahkan pelatih terus menerus. Pemain malas-malasan dan tidak punya mental kemenangan menurut saya juga punya andil untuk disalahkan. Lihat, banyak kekalahan united karena human error di lapangan, bukan karena tactical error. Banyak sekali gol gol deflect ke gawang David De Gea. Banyak sekali gol gol karena telat turun. Bukti? Gol Mandzukic, sesaat setelah gol Evra!

Saya mencoba meletakan persepktif saya menjadi seorang David Moyes. Meninggalkan klub lamanya yang setia dengannya. Mencoba mengambil pekerjaan terberat, menjadi pelatih manutd menggantikan Sir Alex. Dimaki-maki. Kalah dimaki, menang dimaki. Mempunyai tim yang pemalas, dan berlagak seperti tuhan macam Wayne Rooney. Tidak punya apa-apa, tidak punya siapa-siapa. Aduh, kasihan sekali. Pemikirannya yang konservatif menjadi bencana untuk dirinya. Aduh, Moyes seperti pria yang dituduh macam macam oleh wanita. Dan dia iya iya saja.

Moyes butuh waktu. Tapi ‘waktu’ itu dibeli oleh saham glazer yang sedang anjlok,

Love United Hate Glazer.

David Moyes: The Choosen One

Ya, Moyes seperti inspirasi khalayak ramai untuk menulis. Siapa yang tidak kenal dengan pelatih anyar Manchester United yang menjadikannya suksesor seorang pelatih hebat di dunia. Nama yang diagung-agung kan saat pertama kali ditunjuk untuk memanageri klub sebesar United. Buat saya, dia sudah memberikan saya banyak ide untuk menulis.

Pertama, saya akan memberikan kompilasi kritik untuk David Moyes, yang isinya membuat kita akan geleng-geleng kepala, dan tahu betapa banyak fans Manchester United yang tidak terbiasa kalah atau kita juga bisa tahu kenapa Moyes sehebat ini, membuat fans Manchester United yang berslogan ‘We are not arrogant, we just better’ dan selalu tenang sepanjang musim, mereka jadi gelisah dan terus bermuram durja setiap weekend-nya. Bagaimana kita menanggapi cara fake fans dan real fans beragumen.

Fake:
  1. Moyes, Tidak becus membesut Manchester United. Pecat saja #MoyesOut
  2. Moyes, pelatih medioker tidak bisa apa apa di bursa transfer. Fellaini is tottaly suck.
  3. Strategi Moyes tidak jelas! Strategi macam strategi pelatih sutetsu di komik Captain Tsubasa
  4. Moyes, jarang memainkan kagawa. Selalu valencia, dan ashley young. Wellbeck apa apaan tuh?
  5. Kita ingin juara Kita ingin juara! Persetan dengan transisi, toh skuad tahun lalu juga sama kan?
  6. Sir Alex kita merindukanmu
  7. Pecat saja Moyes, lihat saja Solksjaer yang sukses melatih cardiff, kita panggil saja dia atau mungkin Ryan Giggs?
  8. Bisa apa dulu dia di everton? Kenapa tidak Jose Mourinho saja?
  9. Kenapa bisa ya kita kalah mulu, saya stress setiap weekend melihat hasil ini.
  10. Sudah jelas kita degradasi, pasti degradasi. Aaah kalau Moyes tidak menang-menang, saya akan beli jersey Ozil!
  11. Apa kita masih bisa jadi juara? Rasanya tidak.

Real:
  1. Tahu darimana dia tidak becus, kalah menang itu biasa. Kita sempat menjadi tim yang unbeaten di dua belas pertandingan. Dan kenapa ketika Manchester United kalah, semua orang menyorot. Karena kita adalah Manchester United. Dan jangan lupa kita kalahkan pemuncak klasemen. #MoyesIn

  2. Hey, siapa yang kira Fellaini bermain buruk di manutd. Lihat bagaimana dia, menjadi setan kribo yang membuat start awal manutd tahun lalu berujung kekalahan. Atau saat ditahan seri 4-4? Dia bermain bagus kala itu, yang mengincar pun bukan hanya manutd. Selain itu, posisinya yang ke ‘box-to-box’-an midfielder, memang sedang dibutuhkan sekali untuk manunited. Tapi belum ada yang cocok untuk duet dengan Carrick sampai sekarang. Untuk transfer yang lain, saya akui penawaran Moyes memang kurang menarik atau lobinya masih payah, tapi ini bisa kita maklumi. Memang dulu dia di everton pernah membeli pemain sekelas Cesc Fabregas atau Thiago Alcantara?
  3. Moyes, masih mencoba meracik strategi yang tepat untuk menjadi, trend strategi dia kedepan. Setahun adalah waktu yang terlalu cepat untuk menemukan gaya permainan yang cocok. Lihat saja, Ancelloti yang identik dengan formasi pohon cemara. Pep, yang lebih mengutamakan ball possesion. Atau Mou, yang lebih memilih untuk mengandalakan counter attack dengan double pivot di tengah. Apa khas strategi opa? Sayap konvensional. Anda pasti tidak tahu kan?
  4. Kagawa, pemain bagus. Tapi perfomanya di manunited kurang konsisten. Beberapa kali dia acap dimainkan tapi performanya tidak seperti Kagawa yang kita inginkan. Rooney yang cocok menempati lubang karena dia rajin. Valencia, Ashley Young? Memang kualitas mereka sangat menyedihkan sekarang Tapi apakah kita punya pilihan lain di sayap? Nani cedera, Giggs sudah tua. Januzaj mungkin akan terus menjadi pilihan. Zaha? Search saja hubungan zaha dengan anak perempuan david moyes. Lagipula Ashley Young dan Valencia, tidak seburuk anda pikirkan.
  5. Saya lelah menjelaskan tentang ini. Search saja di google, bagaimana skuad Sir Matt Busby, terakhir dia juara tahun 1966. Dia pensiun tahun 1969, anda tahu kita juara lagi kapan? 1992. Dan dia punya pemain sekelas George Best di skuad itu. Selamat berpuasa.
  6. He said “Piye enak jamanku toh?”
  7. Tahu apa kau prestasi seseorang, ketika dia baru pertama kali melatih. Moyes di everton adalah pelatih yang bagus. Pengalamannya pun tidak perlu diragukan. Kalau mau tau everton adalah tim inggris yang belum pernah degradasi. Anda tidak tahu ya?
  8. Coba tanya Sir Alex yang memberikan dia julukan ‘The Choosen One’. Mou? coba cari artikel (entah rumor atau fact) yang saya baca, dimana Mou menunggu semalaman, telfon atau pesan dari Sir Alex untuk meminta dirinya jadi pelatih sampai dia tertidur. Dan dia kecewa ketika penunjukan Moyes, padahal dia yang pertama diberitahu kalau Fergie akan pensiun tahun itu. Uh PHP.
  9. Jangankan kau salahkan Moyes ketika kalah. Lihat saja pemain manunited yang mainnya ogah ogahan, entah mereka masih merindukan sosok lama Fergie atau bagaimana. Seperti tidak ada rasa bangga mengenakan badge manunited di dadanya, yang saya rasa. Mental beberapa pemain manunited seperti pemain QPR, setelah ditinggal fergie.
  10. Terserah kamu, Glory Hunter.
  11. Saya rasa, Moyes akan juara champions. Konyol memang, tapi semoga dia adalah titisan Rafael Benitez kala 2005. Atau mungkin titisan Di Matteo di 2012. Sedihnya kita, dulu kita serasa enggan disamakan dengan tim lain. Tapi sekarang kita seolah ingin menyamakan kita dengan tim lain. Hihi. Dunia berputar, karena sepakbola bukan sebuah menang kalah. Sepakbola adalah tentang hidup.

Dan buat saya pribadi, sepakbola adalah masalah kesetiaan dan kejujuran. Saya akan terus mendukung tim yang saya suka, tapi dengan tidak pujian palsu dan seolah dosa untuk mengkritik mereka. Jika mereka mainnya buruk, bilang buruk saja. Itu manusiawi, agar anda tidak terjebak fanatisme. Bentuk dukungan tidak melulu pujian, kritikan pun salah satu bentuk dukungan, yang meski agak kasar.


Saya harus agak fasih sekarang untuk menyanyikan ”Twenty Times Thats a  Fact!”.