Jumat, 30 Desember 2011

Tugas Softskill UAS

JARINGAN KOMPUTER DAN PERKEMBANGANNYA

Sejak komputer dapat dihubungkan satu dengan lainnya banyak upaya yang dilakukan untuk untuk mendukung jaringan sosial melalui komunikasi antar komputer atau yang disebut dengan internet.
Situs jaringan sosial diawali oleh Classmates.com pada tahun 1995 yang fokus utamanya pada hubungan antar mantan teman sekolah kemudian pada tahun 1997 SixDegrees.com juga memperkenalkan situs jaringan sosial yang membuat hubungan pertemanan tanpa harus mengenal terlebih dahulu.
Kemudian muncul dua jenis jaringan sosial yang berbeda sekitar pada tahun 1999. Jaringan sosial ini berbasiskan kepercayaan yang dikembangkan oleh Epinions.com, dan jaringan sosial yang berbasiskan pertemanan seperti yang dikembangkan oleh Uskup Jonathan yang kemudian dipakai pada beberapa situs yang berdomain .UK regional pada tahun 1999 sampai dengan 2001.
Dengan terus berkembangnya jaringan sosial. Banyak inovasi yang dilakukan sehingga tidak hanya memperlihatkan siapa berteman dengan siapa, tetapi memberikan penggunanya kontrol yang lebih untuk page mereka yang berisi data pribadi di dalam jaringan sosial. Pada tahun 2005, suatu layanan jaringan sosial MySpace, dilaporkan lebih banyak diakses dibandingkan Google. Namun kemudian muncul Facebook yang didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang lulusan Harvard dan mantan murid Ardsley High School. Pada awalnya anggota hanya dibatasi untuk siswa dari Harvard College. Dalam waktu dua bulan , anggotanya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Boston University, MIT, Tufts), Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League. Dan kemudian berkembang terus dengan cepat sehingga mengancam MySpace.
Jaringan sosial mulai menjadi bagian dari strategi internet bisnis sekitar tahun 2005 ketika Yahoo meluncurkan Yahoo! 360°. Pada bulan juli 2005 News Corporation membeli MySpace, diikuti oleh ITV (UK) membeli Friends Reunited pada Desember 2005. Diperkirakan ada lebih dari 200 situs jejaring sosial menggunakan model jejaring sosial ini. Dan data terakhir yang kami dapatkan saat ini Facebook menduduki peringkat pertama jaringan sosial. Hal ini tentu tidak terlalu mengejutkan karena banyak fitur-fitur yang di tawarkan oleh situs jaringan sosial ini. Selain itu saat ini bangsa indonesia patut berbangga karena muncul jaringan sosial bernama FUPEI. FUPEI adalah situs jejaring sosial buatan warga negara Indonesia, Sanny Ghaddafi. FUPEI sendiri adalah Kependekan dari Friends Unity Program Especially Indonesia. FUPEI juga menyediakan fasilitas-fasilitas yang tidak kalah menarik dari situs jaringan social lainnya, seperti Download dan Upload foto, musik, dan video seperti halnya situs YouTube. Plus, FUPEI lain bisa memberi komentar terhadap karya fupeis-sebutan untuk member FUPEI.



Masyarakat adalah Jaringan Komunikasi Sosial
Tanpa kita sadari bahwa dalam melakukan aktivitas sehari-hari, hampir dipastikan bahwa sebagian besar orang yang berinteraksi dengan diri kita adalah orang-orang yang sama (baik secara tatap muka maupun tidak) – meskipun kadang-kadang kita juga harus berinteraksi dengan orang-orang baru. Dengan kata lain, dalam aktivitas sehari-hari, manusia berinteraksi dan berkomunikasi secara intens hanya dengan orang-orang tertentu dan mengabaikan yang lain – sesuai dengan pengalaman dan kebutuhannya.
Proses berinteraksi dan berhubungan sosial dengan orang-orang tertentu ini, tanpa kita sadari pula bahwa setiap kita berhubungan dengan seseorang sebenarnya kita sedang “membangun atau mengkonstruksi kesepakatan-kesepakatan” semacam “aturan” atau “hukum”, nilai dan norma bersama, yang berbeda dengan jika kita berinteraksi dan berhubungan dengan orang yang lain – yang pada akhirnya mengikat satu sama lain. Kesepakatan-kesepakatan tersebut, secara tak langsung juga mencerminkan kualitas hubungan sosial yang terbangun – derajat kedekatan atau keakraban kita dengan masing-masing orang tersebut – yang selanjutnya akan menentukan derajat solidaritas dalam saling keterhubungan tersebut. Di sisi yang lain, aturan, hukum, norma dan nilai yang terwujud tersebut pada akhirnya menjadi pedoman bertindak,bersikap dan berperilaku jika kita berinteraksi dengan mereka dan begitu juga sebaliknya. Dengan kata lain, aturan, hukum, norma dan nilai yang terwujud tersebut juga “membatasi” ruang gerak tindakan, sikap dan perilaku satu sama lain.
Konfigurasi hubungan sosial dari pola-pola pilihan-pilihan hubungan interpersonal (pasangan hubungan diadik) – pertemanan dan atau hubungan-hubungan sosial lainnya dari orang-orang yang terlibat di dalamnya – berbasis pada persepsi-persepsi dan pengalamanpengalaman pribadi masing-masing– baik dalam skala kecil mau pun skala besar seperti “aggregat-agregat sosial” semacam kehidupan ekonomi, politik atau negara/pemerintah dan lain-lain – akan terus berkesinambungan dan bereproduksi sepanjang waktu. Dengan kata lain, pengelompokan-pengelompokan sosial yang ada di masyarakat sebenarnya terbangun atau terdiri dari pilihan-pilihan hubungan personal yang sederhana – yang terdiri dari pasangan-pasangan diadic (pasangan hubungan antara dua orang) dan triadic (pasangan hubungan antara tiga orang), berkembang menjadi seperangkat rangkaian hubungan sosial seperti clique, block, cluster atau jaringan sosial dan terus menjadi lebih besar – hingga menjadi sebuah jaringan sosial yang sangat besar dan sangat kompleks, yaitu masyarakat.
Georg Simmel, memelopori penelitian dengan menganalisis hubungan-hubungan diadik dan triadik (pasangan hubungan yang terdiri dari tiga orang) sebagai bangunan dari kehidupan sosial yang besar dan kompleks, yang sering disebut sebagai konfigurasi-konfigurasi hubungan sosial yang mengikat organisasiorganisasi sosial yang ada di masyarakat – di mana organisasi-organisasi sosial itu sendiri juga merupakan sebuah jaringan hubungan yang dibangun melalui interaksi dan hubungan sosial manusia yang satu dengan yang lain. Konfigurasi sosial yang membentuk sebuah masyarakat (sederhana atau bersahaja mau pun yang kompleks; pedesaan atau pun perkotaan) terdiri dari berbagai “satuan-satuan sosial” yang lebih kecil – seperti keluarga, asosiasi-asosiasi atau organisasi-organisasi sosial – yang di dalamnya juga ditemukan pula pengelompokanpengelompokan sosial yang anggotaanggotanya intim satu sama lain.
Kemudian beberapa ilmuwan sosial melakukan kajian teoritikal yang mirip dengan apa yang dilakukan oleh Simmel tetapi dengan titik berangkat yang berbeda. Kalau Simmel menelusuri dari “bawah”, yaitu dari hubungan-hubungan diadik atau triadik hingga menjadi sebuah masyarakat. Kali ini justru berangkat dari sebuah masyarakat yang kompleks dan mencoba menelusuri “bagian-bagian” atau unsur-unsur yang membentuknya dengan cara decomposing jaringan-jaringan sosial ke dalam sub-sub jaringan sosial yang menjadi konstituennya. Mereka menemukan kenyataan bahwa sebuah masyarakat sebenarnya terdiri dari pengelompokan-pengelompokan sosial yang lebih kecil dan kohesif (hubungan yang dekat atau akrab satu sama lain), yaitu hubungan atau ikatan triadic dan diadik sebagai unsur-unsur relasi terkecilnya.
Berbicara soal pilihan hubungan sosial, masing-masing individu mempunyai kebebasan sesuai dengan kebutuhan dan pengalaman masing-masing. Oleh karena itu, siapa memilih siapa atau siapa dipilih siapa merupakan hal yang penting. Demikian juga dengan muatan sosial yang mengalir, dalam hal apa seseorang memilih membina hubungan sosial dengan seseorang dan tidak kepada yang lain. Dengan demikian, satu konteks sosial akan membentuk jaringan hubungan sosial yang berbeda, misalnya dalam hal pinjam-meminjam uang, A menghubungi B tetapi dalam hal pinjam buku mungkin A tidak menghubungi B melainkan C, dan seterusnya. Selain Itu, dalam setiap hubungan sosial yang terbina belum tentu atau tidak selalu bersifat “timbal balik” (resiprokal). Dalam hal pinjammeminjam uang belum tentu B juga akan menghubungi A demikian juga dengan hal pinjammeminjam buku – belum tentu C juga akan meminjam ke A, dan seterusnya. Oleh karena itu, “arah” dalam sosiogram jaringan sosial menjadi penting – berbeda arah tentu saja berbeda makna dari hubungan sosial yang terbina dan tentu saja berpengaruh pada “hak dan kewajiban“ atau ”aturan-hukum-norma-nilai” yang berlaku. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa satu konteks sosial akan membentuk satu jaringan sosial atau satu kesatuan sosial dengan segala “aturan-hukum-norma”nya masing-masing. Oleh karena itu, manusia tidak selalu menggunakan semua hubungan sosial yang dimilikinya dalam mencapai tujuan-tujuannya, tetapi disesuaikan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapainya atau konteks sosialnya sehingga dalam rangka pencapaian tujuan, biasanya selalu diikuti dengan konfigurasi jaringan hubungan sosial tertentu.

Jaringan Sosial dan Konsekuensinya
Paradigma jaringan sosial melihat hubungan sosial sebagai suatu proses reproduksi dan rekonstruksi sosial yang terus-menerus dalam kehidupan manusia sehingga memandang ketrampilan, kemampuan, pengetahuan, symbol dan nilai dominan, pranata sosial, struktur sosial dan kebudayaan adalah sebagai sebuah hasil dari interaksi dan hubungan sosial antarmanusia. Jadi, premis dasar tentang hubungan sosial adalah modal sosial, secara sederhananya adalah investasi dalam hubungan, bahkan bisa mendatangkan “keuntungan-keuntungan” tertentu – yang seringkali belum terbayangkan pada saat interaksi dan hubungan sosial itu terjadi.

Studi tentang hubungan sosial sebagai modal sosial menekankan pada adanya kemungkinankemungkinan atas tindakan akibat dari ikatan-ikatan sosial yang ada pada individu yang bersangkutan; sementara yang lain secara implisit menjelaskan bagaimana jaringan mengubah aktor-aktor – dalam artian mengadopsi sebuah kebiasaan atau mengembangkan sebuah sikap – seperti formasi sikap sosial dan pengaruh sosial, serta peluang. Aktor dalam hal ini dilihat sebagai agen yang sangat aktif, yang mengeksploitasi posisi jaringan yang ia temukan sendiri di dalamnya (atau yang ia ciptakan untuk dirinya sendiri). Oleh karena itu, beberapa pakar jaringan berasumsi bahwa aktor adalah rasional – para aktor dengan sengaja memilih ikatan-ikatan sosialnya (misalnya memanipulasi struktur jaringan) secara spesifik agar dapat memaksimalkan keuntungan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa modal sosial dalam pengertian jaringan, menurut model structuralist mencoba menjelaskan variasi kesuksesan (performa atau ganjaran/rewards) sebagai sebuah fungsi dari ikatan-ikatan sosial – termasuk fungsi brokerage; sedangkan model connectionist melihatnya dalam kerangka difusi dan pengaruh sosial yang mencoba menjelaskan masalah homogenitas dalam sikap aktor, keyakinan, dan praktek-prakteknya. Fokusnya adalah pada sumberdaya-sumberdaya yang mengalir melalui ikatan-ikatan sosial. Ikatanikatan sosial ini sering dilihat, secara eksplisit, seperti pipa saluran (conduits) melalui mana informasi dan bantuan itu mengalir. Dalam konsepsi ini, seorang aktor mampu meraih kesuksesan karena ia dapat mengambil atau memanfaatkan sumberdaya yang dikontrol oleh para alternya, termasuk informasi, uang, kekuasaan, dan bantuan materi.
Hubungan sosial sebagai Modal Struktural. Pada level aktor, modal sosial memusatkan perhatiannya pada manfaat bagi aktor baik dalam hal menduduki posisi sentral dalam jaringan ataupun memiliki sebuah ego-network dengan sebuah struktur tertentu. Aktor secara khas dilihat sebagai agen yang aktif, rasional, yang mengeksploitasi kedudukannya dalam jaringan agar dapat memaksimalkan keuntungan.
Selain itu, Hubungan sosial juga sebagai Akses Sumberdaya. Kesuksesan seorang aktor adalah sebuah fungsi dari kualitas dan kuantitas sumberdaya yang dikontrol oleh alter-alter si aktor. Ikatan-ikatan yang dimiliki ego dengan para alternya adalah berupa pipa penyalur (conduits) melalui mana ego dapat mengakses sumberdaya itu. Jenis-jenis ikatan yang berbeda memiliki kapasitas-kapasitas yang berbeda untuk mengekstrak atau menyuling sumberdaya-sumberdaya. Sebagaimana halnya dengan modal struktural, para aktor secara khas, dilihat secara implisit sebagai agen yang aktif, rasional dan yang berpengaruh, membentuk, dan mengeksploitasi ikatan-ikatan sosial untuk mencapai tujuan-tujuannya.
Sedangkan dari sisi “Connectionist”, Hubungan sosial sebagai Contagion (Penularan), menjelaskan sikap, budaya, dan praktek bersama (common practices) melalui interaksi. Penyebaran dari sebuah gagasan, praktek, atau objek material ditiru sebagai sebuah fungsi dari transmisi interpersonal sepanjang ikatan-ikatan pertemanan atau arus pengaruh (influence flow). Ikatan-ikatan dibayangkan sebagai pipa-pipa penyalur (conduits) atau jalan-jalan (roads) sepanjang mana informasi atau pengaruh mengalir. Dilihat dari sudut pandang “pengelompokan sosial” sebagai satu kesatuan sosial, para aktor saling mempengaruhi dan menginformasikan satu sama lain dalam sebuah proses yang menciptakan bertambahnya homogenitas dalam “sub-jaringan struktural”.
Selanjutnya, Hubungan sosial juga sebagai Pembentuk Lingkungan Sosial. Penyebaran dari sebuah gagasan, praktek, atau objek material ditiru sebagai sebuah fungsi dari transmisi interpersonal di sepanjang ikatan-ikatan pertemanan atau arus pengaruh (influence flow) dalam sebuah jaringan sosial, yang melalui ikatan-ikatan yang multi-people atau multinetwork akan menghasilkan jaringan-jaringan sosial yang serupa. Dalam hal ini, pemikiran jaringan mencoba untuk menjelaskan sikapsikap dan praktek-praktek umum yang berkenaan dengan lingkungan jaringan-jaringan sosial yang serupa – yang tak lain adalah hasil dari proses “penularan”.

Hubungan Film Wall•E dengan IMK
Komputer setiap hari diproduksi dan dibuang begitu pula dengan alat-alat elektronik lainnya. Suatu saat mungkin dunia ini akan dipenuhi oleh banyak sampah termasuk sampah elektronik yang tidak bisa dikelola dan didaur ulang dengan baik. Sehingga dapat menghancurkan lingkungan hidup di sekitarnya serta ekosistem-ekosistem. Tidak ada lagi pohon, bunga, hutan, hewan, langit biru, suara ombak, dll. Mungkin saja manusia akan meninggalkan planet Bumi ini dan pergi mencari planet lain yang bisa dihuni atau menetap di luar angkasa seperti film Wall•E ini. Seseramkah Bumi ini di masa depan? Ya, Bumi akan seseram itu jika manusia tidak bisa lagi menjaga dan merawat Bumi ini. Isu global warming digambarkan di dalam film ini dimana Bumi tidak bisa lagi dirawat dan dijaga agar tetap bersih, asri, nyaman dan hijau untuk ditinggali baik sekarang maupun generasi berikutnya.
Film ini juga menggambarkan interaksi sosial di antara manusia sangatlah kurang. Manusia terlalu terlena dengan kemajuan teknologi, mereka hanya diam di atas kursi dan semua kehendaknya dilayani oleh robot disekitarnya. Membuat manusia menjadi malas bergerak dan berpikir serta tidak adanya hubungan emosional dengan manusia lainnya. Untuk berdiri saja susah. Bisa dikatakan inilah dampak negatif interaksi manusia dengan komputer yang terlalu berlebihan. Artinya dengan kemajuan ilmu komputer, manusia bisa menciptakan robot. Robot dibuat untuk meringankan tugas manusia. Tapi akhirnya, manusia menjadi malas bekerja dan menyerahkan semua pekerjaannya kepada robot.
Bukan berarti manusia harus menolak kemajuan teknologi komputer tapi yang seharusnya dilakukan adalah memegang kendali arus kemajuan teknologi.  Pekerjaan yang sekiranya bisa dilakukan, lakukan saja sendiri. Hitung-hitung sebagai olahraga dan yang paling penting sebagai pengalaman pribadi. Dan juga mulailah Go Green! agar planet Bumi kita ini tetap bersih dan hijau. Bisa dengan membuang sampah pada tempatnya, reboisasi lahan-lahan yang gundul, stop illegal logging, membeli barang yang bisa didaur ulang, dll
Di saat bumi sudah semakin penuh polusi, maka kehadiran tanaman/tumbuhan hijau menjadi suatu hal yang sangat penting. dan itu lah pesan penting yang bisa diambil dari film WALL-E. bahwa manusia harus lebih peduli lingkungan dan alam nya.
Jika tidak ingin nanti nya bumi menjadi sebuah tempat yang tidak layak huni bagi manusia, karena telah penuh dengan sampah dan polusi.

Isi dan Pesan
Dari film ini, secara tersirat kita dapat melihat dan mencermati seperti apa tingkah laku manusia dalam memperlakukan bumi. Film ini merupakan film yang mengambil topik ekologi.
* Bumi saat ini semakin penuh dengan sampah, akibat dari aktivitas manusia itu sendiri. Yang lebih mengarah kepada pola hidup yang serba instan dan sudah tidak peduli lagi terhadap lingkungan (scene awal Wall-e dengan sampah).
* Manusia semakin gemuk, intelegensi berkurang, dan semakin individualistis karena semua sudah diatur secara otomatis oleh robot/mesin (scene manusia di Axiom). Dalam kenyataannya, saat ini teknologi sudah sangat memfasilitasi manusia untuk beraktivitas secara cepat dan efisien, namun dibalik keuntungan yang didapat apabila manusia tidak dapat mengontrol dirinya, maka yang ada manusia akan menjadi ‘budak’ teknologi dan tidak akan bisa berbuat apa-apa tanpa itu, padahal pada awalnya manusia lah yang menciptakan teknologi untuk sekedar membantuk mengefisienkan berbagai aktivitas.
* Tidak ada tanaman yang dapat tumbuh di Bumi karena bumi sudah sangat tercemar. Pada kenyataannya memang lahan untuk ditanami tumbuhan sudah semakin berkurang, berganti dengan pabrik-pabrik, mall-mall, dengan tidak disadari pada kepentingan pembangunan yang berwawasan lingkungan tetapi lebih kepada keuntungan semata.
* Perjuangan Wall-e dan Eve, yang hanya sebuah robot dalam melindungi tanaman (scene tengah-akhir) harus dapat menjadi cermin bagi manusian saat ini, bahwa bumi ini harus dilindungi dan dijaga dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Tidak hanya menebang, tetapi harus menanam, tidak hanya mengotori tetapi harus membersihkan.
* Diawali dengan menyelamatkan satu pohon, maka akan bisa mengembalikan bumi kepada yang hijau, bersih, dan dapat dihuni oleh manusia. Pada kenyataannya, sekarang sudah banyak aktivitas yang mengarah kepada gerakan tanam pohon (dengan berjuta-juta pohon), tetapi jangan sampai gerakan tersebut berhenti sampai menanam tanpa ada aktivitas untuk memelihara dan menjaga. Karena akan mengakibatkan tanam pohon tersebut menjadi sia-sia.
* Semoga, dengan menonton film ini manusia bisa menyadari bahwa kerusakan bumi telah terjadi dan akan semakin besar apabila kita tidak berbuat apa-apa. Dan apabila sudah menyadari mulailah bertindak dengan menimalisir menghasilkan sampah, hiduplah dengan efisien, tidak boros energi, tidak bertingkah laku konsumtif, dan pada akhirnya akan menjadi boomerang bagi kita sendiri.
Kerusakkan bumi saat ini bukan hanya tanggung jawab segelintir orang yang merasa peduli terhadap lingkungan, tetapi tanggung jawab semua manusia yang menghuni bumi ini.


Keterkaitan Ascent Of Man-Lower Than The Angel Dengan Film Wall.E
Dalam film Lower Than The Angels yang membicarakan tentang manusia yang tebih rendah dari malaikat ,Sesungguhnya manusia itu adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi derajatnya,sebab pada hakikatnya manusia itu tercipta seperti sebuah binatang layaknya seekor kera.Manusia memiliki imajinasi dan membanyangkan masa depan dan menciptakan mulai dari menggunakan alat yang sederhana seperti Penggunaan Daun jerami untuk Atap rumah , Batu sebagai penghasil Api dan masih banyak lagi. Hingga pada Manusia yang cenderung memanfaatkan teknologi daripada menggunakan alat-alat yang sederhana . karena mereka selalu berfikir zaman era globalisasi ini apabila tidak menggunakan teknologi maka kita akan mencapai kemajuan dan kemerdekaan dengan cepat.
Dan ini merupakan suatu bukti bahwa manusia itu dahulu sangat rajin dalam membangun suatu dunia tanpa terpaku pada penggunaan teknologi dan Robot sebagai alat batu dalam kelangsungan hidupnya.Itu tercipta kareana manusia yang pada dasarnya mempunyai imajinasi yang tidak memunginkan menerimanya akan tetapi cenderung untuk mengubahnya, hal ini merupakan kemampuan yang dibutuhkan oleh dunia sebab apabila manusia sering menggunakan teknologi yang ada malah timbul sifat malas dan berakibat pada baik dan buruknya kehidupan suatu manusia itu sendiri.
Dalam kehidupan saat ini banyak cara yang dapat ditempuh oleh manusia dalam membuat hidupnya menjadi lebih baik. Seperti misalnya dalam Film Lowers Than The Angels disini manusia cenderung menfaatkan kekayaan alam yang ada untuk menembus kekurangan fisik yang dimiliki contoh Pemanfaatan Kulit Beruang untuk dibuat Jaket sebagai pelindung bagi tubuh, ini membuktikan perubahan fisik itu tumbuh didorong oleh perubahan otak dalam berfikir.
Dan sesungguhnya manusia itu dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, tetapi seiring kemajuan teknologi manusia cenderung lebih mengandalkan suatu fasilitas yang yang sebenarnya manusia itu sendiri bisa melakukannya,karena apa manusia itu derajatnya lebih tinggi dari makhluk tuhan yang lain misalnya hewan dan tumbuhan. Tumbuhan dan Hewan saja dalam mempertahankan hidupnya masih memerlukan bantuan manusia,itu sebabnya kenapa manusia itu selalu mengangkap dirinya itu tidak bisa padahal kan dalam diri manusia itu sendiri tercipta suatu imajinasi.Tapi kenapa sekarang manusia lebih mengharapkan hal-hal yang sesungguhnya ga mungkin terjadi, misalnya saja ketika manusia itu ingin menjadi kaya ,yg ia perbuat apa mengandalkan Dukun atau melakukan korupsi yang sesungguhnya hal itu tidak diijinkan oleh yang maha kuasa.Kalo manusia itu bisa mngeluarkan imajinasi yang ada dalam dirinya pasti hidup seorang manusia itu akan lebih bermakna baik bagi dirinya dan orang disekitarnya.


KESIMPULAN
Manusia mulai mengenal arsitektur bangunan dan patung, hal tersebut membuat manusia mulai berbudaya dan mengenalkan kita kepada hal tersebut. Budaya yang mendorong manusia ingin terus berimajinasi dan mengembangkan struktur-struktur baru. Sejak dari zaman-zaman sebelumnya, mereka sudah mengenal arsitektur-arstektur bangunan. Namun budaya mendorong mereka untuk dapat berimajinasi lebih untuk memciptakan hal-hal baru dalam kehidupa mereka. Mengambil hal-hal yang terpisah dan menempatkan mereka kembali bersama-sama meletakkan dasar selama lebih dari sekedar arsitektur dan kota-kota tetapi juga untuk pemahaman baru tentang alam – yang saat menjadi ilmu pengetahuan. Pada dasarnya evolusi budaya-lah yang membuat manusia menjadi yang sekarang ini dengan proses yang panjang dan perkembangan pemikiran manusia yang ingin berubah lebih baik dari sebelumnya. Dengan memanfaatkan imajinasi mereka yang menyebabkan perkembangan ilmu dan teknologi dalam era sekarang ini.


Keterkaitan Ascent of man-Harvest Of Seasons Dengan Film Wall-E
Manusia sesungguhnya terpaku pada alam,sebab manusia dalam kehidupannya tidak terlepas dari alam dan selalu berhubungan dengan alam,baik berkaitan dengan pekerjaannya dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kelangsungan hidupnya. Walaupun pada dasarnya manusia tidak terlepas dari teknologi samahalnya dengan robot yang menggunakan mesin dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.Dalam film wall-e yang membicarakan tentang robot pembersih sampah, hal ini membuktikan bahwa manusia yang memiliki kemampuan berfikir yang sangat tinggi kini justru terpaku pada mesin dan ha-hal yang berkaitan dengan teknologi akibatnya timbul sifat malas dalam benak setiap manusia.
Pada dasarnya manusia yang hidup dua juta tahun di muka bumi ini hanya bisa menghasilkan sampah dan tidak pernah bisa menghargai alam yang telah diberikan oleh yang maha kuasa sebagai tempat dalam menjalakan kehidupannya sebagai manusia. Seharusnya manusia itu harus bisa mempertahan alam yang telah diberikan dengan baik bukan dengan merusaknya akibat adalah kerugiaan bagi diri manusia itu sendiri seperti bencana alam yang terjadi semua itu berdampak pada kehidupan manusia dalam beraktifitas seperti bekerja,sekolah maupun dalam menjalankan sistem pemerintahan yang secara umum dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Manusia terkadang selalu terkait dengan hal pangan yaitu berkaitan dengan asupan gizi, seperti dalam film Harvest of seasons (bagian dua dari “Yakub Bronowski The Ascent of Man”(1973) yaitu membicarakan tentang kebangkitan peradaban dalam dunia sekitar ribuan tahun lamanya yang selalu menopang hidupnya dengan pertanian.Dengan revolusi pertanian Yakub Bronowski belajar untuk mengontrol dunia biologi dengan cara menanam biji-bijian antara lain gandum dan jagung. Seorang Bronowski yang dapat mengontrol dunia biologi ,membuktikan bahwa manusia memiliki kemampuan dalam membangun suatu dunia. Sebab manusia dapat hidup karena manusia setiap harinya membutuhkan asupan makanan dan karena makanan itu manusia menjadi lebih baik dalam berfikir dan bertindak demi kemajuan suatu Negara. Keyakinan Wall-e terhadap kehidupan dibumi , terbukti karena penemuan sebuah tanaman kecil yang dalam hal ini menyakinkan Eve bahwa masih terdapat kehidupan di bumi. Dengan adanya hal ini berarti manusia itu dapat berusaha dan yakin pada dirinya bahwa sekecil apapun yang di perbuat untuk bumi ini pasti akan berdampak besar untuk kemajuan suatu Negara dan demi kelangsungan hidupnya di muka bumi. Manusia dalam hidupnya tidak lepas dunia teknologi dan informasi mengapa saya berkata seperti itu sebab pada dasarnya manusia itu ingin suatu pekerjaannya itu dapat terselesaikan dengan tepat waktu dan baik.
Sesungguhnya kehidupan itu berawal dari zaman yang terendah hingga pada zaman globalisasi. Pada zaman Terendah sekitar Abab 80 manusia cenderung menggunakan alat yang sederhana dalam melakukan suatu perjaannya seperti Hewan Badak yang dimanfaatkan untuk membajak sawah dan penggunaan kuda sebagai kendaraan berbeda dengan era Globalisasi dimana manusia cenderung memanfaatkan teknologi dan teknologi informasi untuk membantu penyelesaian suatu pekerjaan, dan juga terlihat pada penggunaan kendaraan mobil dan motor yang secara tidak langsung membuat manusia itu menjadi malas untuk berjalan dan Berolahraga. Ini membuktikan bahwa manusia itu cenderung malas dalam bertindak sehingga dunia ini menjadi tidak berkembangnya dan yang timbul malah kerusakan pada bumi ini seperti timbul bencana-bencana alam dan semua itu merupakan akibat dari perbuatan manusia itu sendiri.

KESIMPULAN
Dengan bercocok tanam manusia dapat menghidupi hidupnya, dengan bercocok tanam manusia dapat tinggal disuatu tempat, membangun rumah yang dapat melindunginya dari kerasnya alam, dan pada akhirnya pengembaraan hidupnya pun dapat berakhir hal-hal tersebut merupakan awal mula peradaban manusia dimana manusia mulai tinggal menetap disuatu daerah.
Ketika manusia menjadi menetap, budaya mengalami perubahan besar. Pertanian dan pengenalan alat-alat menjadi penting sebagai melakukan domestikasi hewan. Masyarakat dan peran laki-laki dan perempuan dipengaruhi oleh pekerjaan sekarang yang diperlukan untuk bertahan hidup. Dengan pembangunan kota kemudian datang ketegangan antara suku-suku. Perang adalah memperkenalkan dan semua itu membawa dampak yang luar biasa.

Keterkaitan Ascent of Man- Grain The stone dengan Film Wall-E
Pada era globalisasi , banyak manusia yang memanfaat teknologi yang ada sebagai penunjang dalam membatu menyelesaikan tugasnya, apalagi penggunaan teknologi komputer yang saat ini terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman.Disamping itu keuntungan dari penggunaan komputer dalam kehidupan manusia adalah manusia kini dapat dengan mudah mengirim pesan yakni memanfaatkan teknologi SMS ( Short Message Servis ) atau E-mail, banyak perusaan saat ini menggunakan komputer untuk penunjang kelancaraan dalam melakukan suatu perkerjaan , selain itu banyak pabrik-pabrik yang mengunakan tenaga mesin dibandingkan tenaga manusia sebab meraka berfikir menggunakan mesin itu lebih cepat daripada menggunakan tenaga manusia.
Disisi lain juga terdapat kerugiaan dari perkembangan teknologi saat ini yaitu timbul sifat malas dari manusia untuk berkerja karena hampir semua pekerjaan manusia itu dikerjakan oleh komputer, sehingga timbul ketergantungan terhadap komputer. Disini saya mencoba menganalisa hubungan antar manusia yang tergambar pada film wall-e. Pada film Wall-e terlihat interaksi antara manusia dengan komputer, dalam film wall-e disini bercerita tentang sebuah robot pembersih sampah bernama Wall-e yang hanya tinggal dengan seekor kecoa dibumi.Suatu hari dating robot dari angkasa bernama Eve, robot ini dating ke bumi untuk mncari kehidupan di bumi.Wall-e pun bertemu dengan Eve ,selanjutnya Wall-e menunjukan tanaman kecil ke hadapan Eve, dan tanaman itu merupakan bukti adanya kehidupan di bumi. Tiba-tiba Eve menjadi tidak acuh dan beberapa kemudian eve dijemput dengan sebuah pesawat bernama pesawat Axiom yaitu pesawat yang dibuat manusia pada ratusan tahun yang lalu.
Pesawat ini menjadi rumah kedua bagi manusia , sebab bumi kini penuh dengan sampah,di samping itu manusia didalam pesawat sebagian besar memanfaatkan komputer dan dalam berinteraksi mereka menggunakan komputer dan berdampak kurangnya bersosialisasi, dalam aktifitas pun manusia menjadi malas sebab dalam pembersihkan lantai,dan merawat kencantikan pun dilakukan oleh robot.
Manusia pada dasarnya mempunyai kemampuan dalam berfikir yang sangat besar dan apabila manusia itu malas untuk berfikir pasti banyak cara dalam membangun suatu Negara yang maju tanpa memanfaatkan teknologi komputer apalagi robot sebagai pengganti manusia. Dan secara langsung manusia dalam kehidupannya dapat mengembangkan kemampuannya dengan sangat baik seperti dalam film Grain the Stone yakni membicarakan tentang Arsitektur dan kebangkitan kota. dalam film ini Dalam film grain the stone ini membicarakan tentang peradaban manusia yang dalam waktu yang memenuhi kota selanjutnya membangun kota tersebut. Manusia itu adalah orang-orang yunani yang mempunyai beban dalam mempertahankan kota sampai ketika seribu tahun kemudian muncul sebuah lengkungan Gothic yang merupakan hasil terakhir dari arsitektur sampai tahun 1800-an dengan bangunan yang terbuat dari kerangka baja, penggunaan kerangka baja ini terpaku pada alam dan kemampuan manusia bukan pada teknologi yang ada pada saat itu.
Kita manusia pada jaman prasejarah juga berusaha membangun rumah dengan kayu dan batubata mungkin ini terlihat seperti perubahan kecil yang dilakukan manusia dalam membangun suatu kehidupan dibumi namun kenyataannya sangat besar.sehingga membuktikan bahwa kemampuan manusia dalam berfikir dan memanfatkan alam dengan sangat baik sehingga terlihat bahwa manusia itu memiliki kemampuan melebihi kemampuan sebuah robot. Sesungguhnya sebuah kota itu terdiri dari orang-orang yang berkerja sama dan terdapat pemimpin yang bertugas mengawasi segala tingkah laku manusia dalam mengembangkan sebuah kota.secara umum setiap manusia memiliki tugas yang berbeda-beda misalnya saja seorang laki-laki yang bertugas menjadi kepala rumah tangga dan harus berkerja seumur hidup dalam upaya menafkahi keluarganya .Berbeda dengan seorang Perempuan yang khelak akan menjadi seorang Ibu rumah tangga yang bertugas dalam mengontrol segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan keluarganya.Adapun contoh lain misalnya Rantai Komando pada film grain the stone yang menungkinkan sebuah kota atau orang untuk bertindak sebagai pemimpin dalam mencapai hal-hal untuk kebaikan yang lebih besar seperti control oleh air irigasi.
Disini dapat suatu kesimpulan bahwa bahwa manusia itu lebih mengandalkan sebuah teknologi dibandingkan dengan kemampuan yang ada dalam dirinya,dan seharusnya manusia itu lebih mengasah kemampuan ada pada dirinya dan jangan pernah terpaku pada kemajuan teknologi yang ada.