Halo, nama saya Bayu. Salah satu
mahasiswa dari jurusan komputer di salah satu universitas di Depok. Ada
beberapa hal yang ingin saya ceritakan dari tugas paper ini, yaitu mengenai
beberapa hobi saya yang sudah menjadi darah daging dalam tubuh ini. Hal yang
tak dipisahkan dari saya adalah musik dan sepakbola. Dari musik, entah ini
sekedar hobi atau memang sebuah habit setiap
harinya kamu harus mendengarkan musik minimal sekitar 10-15 menit untuk mencari
moosbooster dan membuat kamu semangat (Konkret). Bagi saya musik menjadi
salah satu bagian terpenting dalam hidup, entah apa jadinya apabila dalam hidup
ini tidak ada soundtrack yang menemani kamu dalam setiap moment-momentnya.
Apapun jenis musiknya menurut saya mereka menciptakan satu karya seni yang
harus di apresiasikan, entah itu metal, jazz, rock, folk, country, pop, punk
bahkan dangdut sekalipun. Dan akhir-akhir ini saya sedang suka mendengarkan
beberapa musik lama dari beberapa band yang memainkan musik british pop, ya
seperti oasis, the stone roses, radiohead, pulp, blur, weezer, hingga the smith
dan Morrissey yang menjadi ikon band tersebut hingga kini, dan tentunya masih
banyak yang lainnya.
Berbicara tentang musik memang tidak ada
habisnya, tapi dalam kesempatan ini saya akan membahas habit saya dalam
mendengarkan satu genre yang akhir-akhir ini saya sering (Antonim) dengar, yaitu Britpop atau Bristish Pop, di era
modern seperti sekarang musik ini memang sudah jarang (Antonim) sekali yang memainkannya apalagi di Indonesia yang
tentunya memiliki musik mainstream dan dikarakteri oleh media dan televisi-televisi
nasional lainnya. Bagi saya kualitas mereka bermain musik terlihat dari
acara-acara musik pagi di televisi, dan mengapa saya lebih suka mendegarkan musik
indie dibanding dengan musik-musik di acara televisi pagi. Mereka tidak hanya
kreatif dalam membuat aransemen tetapi juga pandai memadukan beberapa genre
dalam satu aransemen, dan kembali ke briptop ada satu band Indonesia yang saya
sangat suka dengan aransemen berbau britpopnya tersebut, yaitu Noah dan Nidji.
Orang bilang mereka memainkan musik seperti Coldplay dan Oasis yang notabene
adalah band Britpop yang termasuk sukses hingga saat ini. Tetapi tidak berhenti
hanya sekedar di Coldplay dan berbicara mengenai Britpop itu saja, saya akan
mencoba menjelaskan beberapa sejarah genre ini lahir di dalam banyaknya
genre-genre musik lainnya.
Tonggak Britpop pertama kali
ditancapkan pada tahun 1990, saat itu The Stone Roses berhasil mengambil hati
anak muda Inggris dengan menyukseskan konser mereka di Spike Island,
Merseyside, pada saat itu ada lebih dari 20.000 anak muda yang menonton konser
mereka, Jon Savage, jurnalis musik dan pengarang buku Unseen Pleasure
mengatakan, “pada saat itu aku melihat anak kecil, merokok dan memakai banyak
narkoba”. Bersama dengan musik-musik halusinogenik 60an yang kembali tenar pada
tahun 1990, tahun 1991 muncul band Nirvana yang mengusung musik Grunge dan
masuk ke Inggris dan bersaing dengan musik-musik lokal, pada saat itu Inggris
dipenuhi dengan dominasi musik-musik dari Amerika Serikat membuat scene musik
lokal Inggris hampir punah (Sinonim).
Adalah Suede, pada akhir 1991, berhasil menyingkirkan dominasi musik Grunge
Amerika Serikat. Suede dan Blur adalah band Inggris yang pertama kali
mempelopori gerakan musik britpop untuk melawan dominasi musik Amerika, menurut
mereka, musik Britpop adalah musik unik asli Inggris yang mengangkat tema
British dan berbagai macam masalahnya.
Tingginya perhatian musik Britpop
terhadap pertentangan kelas antara kelas
(Homograf) pekerja dan kelas atas
(kerajaan dan pemerintah) membuat Britpop sebagai media kritis melalui musik
yang dijadikan kiblat masyarakat Inggris dalam memerangi pertentangan kelas,
tingginya perhatian Britpop atas hal-hal tersebut memunculkan budaya chauvinis
yang agak berlebihan, hal itu ditandai dengan munculnya lagu-lagu berlirik
nasionalisme yang dikemas secara populer, sebut saja Cock Sparrer dengan
England Belongs To Me.
Dan tak lama dari perkembangan music Britpop
itu sendiri di Inggris, genre tersebut pun akhirnya masuk ke Indonesia pada
tahun 1990-an, maraknya dominasi musik-musik luar di dalam televisi juga
mengakibatkan pergeseran makna di kalangan anak muda, dahulu mereka menganggap
televisi hanya sebagai sarana menambah informasi dan hiburan semata saja,
tetapi setelah munculnya MTV, mereka menganggap bahwa menonton MTV bukan lagi
merupakan sarana penambah informasi semata, tetapi juga menjadi bentuk
identitas baru yaitu situasi sosial dimana mereka bisa disebut “keren”. Sampai
saat ini, Britpop yang tidak hanya menjadi aliran musik pun akhirnya berubah
menjadi suatu bentuk budaya dengan produk-produknya yang beragam, sebut saja
fashion, subkultur Mods, Vespa, Punk Oi!, dan sepak bola, semuanya memegang
peranan besar dalam mengekspansi budayanya yang berlabel British ke Indonesia,
adapun kenyataannya, pudarnya musik Rock British tahun 1990an macam Oasis dan
koleganya yang pada saat itu diyakini sebagai awal mainstreamnya musik Britpop
harus tersingkirkan oleh musik-musik baru yang muncul di dekade 2000an, sebut
saja Coldplay, Arctic Monkeys dan Two Door Cinema Club, mereka menggeser genre
Britpop yang tadinya bermusik keras
(Homonim) dan lirik-lirik yang menggambarkan situasi sosial masyarakat
British saat itu menjadi Britpop yang segar, ear catching, dan lirik-lirik yang
tak jarang menggambarkan situasi romantisme saat ini.
Lepas dari genre Britpop yang kita
bicarakan, ada beberapa musisi atau band yang menjadi favorit saya yang
lainnya, contoh saja Tom Delonge. Dia adalah salah satu pentolan band asal
Amerika yang kita kenal semua dengan Blink-182, banyak alasan untuk bisa
mengagumi dia seperti dari gaya bernyanyi dan juga fashionnya. Dan, ketika saya
masih duduk di bangku SMP kelas (Homograf) 3 adalah waktu pertama
kalinya mendengarkan Blink-182 yang sedang naik
(demotasi) daunnya, saat itu fashion skate-punklah yang berhasil membawa
saya menjadi tergila-gila dengan Blink seperti kaos kaki panjang dan sepatu
Vansnya untuk laki-laki dan juga rok
(Homofon) kotak-kotak beserta
stocking hitamnya untuk wanita, entah itu suatu mainstream atau tidak tetapi
menurut saya itu adalah suatu trend yang positif pada saat itu. Dan ketika Tom Delonge memutuskan membuat band
baru dengan Angels And Airwaves saya mulai jatuh cinta dengannnya, membawa
genre musik baru di band yang baru pula membuat Angels And Airwaves langsung
meroket pada penjualan album pertamanya. Banyak perbedaan yang saya dengarkan
dari AVA ini, mereka memainkan musik Alternative Rock (Homofon) dengan efek luar angkasanya yang bisa membawa kamu
seakan-akan naik (Denotasi) dalam roket dan menjadi
astronot. Waktu semakin berputar, pemikiran pun berubah dengan seiringnya
jaman, dan saat ini ada 1 band yang menjadi fafvorit saya sejak mengenyam
bangku sekolah hingga saat ini, ya mereka 30 Second To Mars. Pertama kali
mengenal mereka lewat sebuah video klip dan berlanjut hingga membeli albumnya
dalam bentuk fisik. Ada satu kata yang
mencirikan mereka yaitu “epic”. Ya
memang band Alternative Rock ini sudah mulai mempengaruhi saya sejak mulai SMP,
mulai dari pembuatan video klipnya di setiap lagu yang sangat nyentrik seperti
sebuah film layar lebar dan menceritakan makna lagu itu lebih luas dari
liriknya, dan juga aksi panggungnya yang sangat energik. (Umum-Khusus)
Ya memang tidak akan ada habisnya
berbicara tentang musik itu sendiri dan juga genrenya masing-masing, banyak
sekali band-band yang menjadi favorit saya dan jadilah seorang pendengar yang
universal, maksudnya, jangan pernah kamu mengkotak-kotakan
(Konotasi) band berdasarkan genre
musiknya. Setiap genre memang ada penikmatnya sendiri dan juga ada timingnya
sendiri dalam mendengarkannya, seperti alunan musik reggae yang lembut tepat
untuk kamu yang menikmati santai sambil duduk di pantai dengan angin yang
sangat menderu-deru, berbeda halnya dengan musik metal atau hardcore yang
memiliki suara distorsi keras (Homonim) seperti batu, bagi saya kedua
genre ini bisa menjadi moodbooster ketika kamu mencari semangat untuk melakukan
aktifitas. Pada akhirnya setiap orang memiliki seleranya masing-masing dalam
memilih & mendengarkan genre musik yang pas buat mereka, karena saya
percaya musik memang diciptakan untuk sebuah meditasi pikiran dan tanpa musik hidup
kita akan terasa hambar (Abstrak).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar