Jumat, 14 Oktober 2011

                Membicarakan masalah ilmu pengetahuan beserta definisinya ternyata tidak semudah dengan yang diperkirakan. Adanya berbagai definisi tentang ilmu pengetahuan ternyata belum dapat menolong untuk memahami hakikat ilmu pengetahuan itu. Sekarang orang lebih berkepentingan dengan mengadakan penggolongan (klasifikasi) sehingga garis demarkasi antara (cabang) ilmu yang satu dengan yang lainnya menjadi lebih diperhatikan.
                Pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus Bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu (Admojo, 1998). Mulyadhi Kartanegara mengatakan ilmu adalah any organized knowledge. Ilmu dan sains menurutnya tidak berbeda, terutama sebelum abad ke-19, tetapi setelah itu sains lebih terbatas pada bidang-bidang fisik atau inderawi, sedangkan ilmu melampauinya pada bidang-bidang non fisik, seperti metafisika.  
                Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
                Bila ada istilah yang mengatakan bahwa buku adalah jendela maka ilmu juga bisa diatikan sebagai penerang dunia. Karena ibarat hidup tanpa ilmu maka kita akan hidup dalam sebuah kegelapan yang tanpa  berujung. Oleh karena itu penting bagi kita untuk selalu mencari dan memperdalam ilmu supaya kita bisa mengikuti perkembangan jaman tanpa dihantui rasa ketakutan karena kedangkalan ilmu yang kita miliki. Berikut ini adalah pengertian dan definisi ilmu menurut beberapa ahli:
·     M. IZUDDIN TAUFIQ menyatakan bahwa Ilmu adalah penelusuran data atau informasi melalui pengamatan, pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal usulnya
·     THOMAS KUHN menerangkan sesungguhnya Ilmu adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak penemuan, bail dalam bentuk penolakan maupun pengembangannya
·         Dr. MAURICE BUCAILLE mengatakan Ilmu adalah kunci untuk mengungkapkan segala hal, baik dalam jangka waktu yang lama maupun sebentar.
·        NS. ASMADI menyatakan bahwa Ilmu merupakan sekumpulan pengetahuan yang padat dan proses mengetahui melalui penyelidikan yang sistematis dan terkendali (metode ilmiah)
·    POESPOPRODJO menyatakan Ilmu adalah proses perbaikan diri secara bersinambungan yang meliputi perkembangan teori dan uji empiris
·      MINTO RAHAYU mendefinisikan Ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan berlaku umum, sedangkan pengetahuan adalah pengalaman yang bersifat pribadi/kelompok dan belum disusun secara sistematis karena belum dicoba dan diuji
·         POPPER menyatakan ilmu adalah tetap dalam keseluruhan dan hanya mungkin direorganisasi.
·     DR. H. M. GADE mendefinisikan Ilmu adalah falsafah. yaitu hasil pemikiran tentang batas-batas kemungkinan pengetahuan manusia
·         FRANCIS BACON menyatakan Ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid dan hanya fakta-fakta yang dapat menjadi objek pengetahuan
·         CHARLES SINGER menyatakan Ilmu adalah suatu proses yang membuat pengetahuan (science is the process which makes knowledge)

(Sumber: http://carapedia.com/pengertian_definisi_ilmu_menurut_para_ahli_info515.html)

           Berdasarkan definisi di atas terlihat jelas ada hal prinsip yang berbeda antara ilmu dengan pengetahuan. Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai matafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah informasi yang berupa common sense,  tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan pengetahuan kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu.  Pencarian pengetahuan lebih cendrung trial and error dan berdasarkan pengalaman belaka (Supriyanto, 2003).

                Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu[4]. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.

a)      Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
b)      Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
c)       Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
d)      Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180ยบ. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.

Kita dapat melihat bahwa sifat-sifat ilmu merupakana kumpulan pengetahuan mengenai suatu bidang tertentu yang:
1.       Berdiri secara kesatuan,
2.       Tersusun secara sistematis,
3.       Ada dasar pembenarannya (Ada penjelasan yang dapat dieprtanggung jawabkan disertai  sebab-sebabnya yang meliputi fakta dan data),
4.       Mendapat legalitas bahwa ilmu tersebut hasil pengkajian atau riset.
5.       Communicable, ilmu dapat ditransfer kepada orang lain sehingga dapat dimengerti dan dipahami maknanya.
6.       Universal, ilmu tidak terbatas ruang dan waktu sehingga dapat berlaku dimana saja dan kapan saja di seluruh alam semesta ini.
7.       Berkembang, ilmu sebaiknya mampu mendorong ilmu pengetahuan-pengetahuan dan penemuan-penemuan baru. Sehingga, manusia mampu menciptakan pemikiran-pemikiran lebih berkembang dari sebelumnya.

Dari penjelasan diatas kita apat melihat bahwa semua pengetahuan dikategorikan ilmu. Sebab, definisi kecil tentang pengetahuan sendiri sebagai berikut: Segala sesuatu yang dating dari segala aktivitas panca indera untuk mengetahui, yaitu terungkapnya suatu kenyataan ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya, sedangkan ilmu menghendaki lebih jauh, luas, dan dalam dari pengetahuan.

Konsep ilmu menurut para ahli
1.       Mulyadhi Kartanegara (2000)
Konsep ilmu dalam Islam meliputi yang ghaib (metafisik) dan nyata (fisik) yang diperoleh melalui indera, akal, dan intuisi/nalar.
2.       Afzalur Rahman
Konsep ilmu menurut penulis buku Ensiklopediana Ilmu dalam Al-Quran ini adalah: “… Ilmu dapat menggapai Sang Pencipta melalui observasi yang teliti dan tepat tentang hukum-hukum yang mengatur alam ini.”
3.       Al Ghazali
Dalam Ihya’ Ulumuddin, Al Ghazali mengungkapkan tentang konsep ilmu. Menurutnya, ilmu terbagi ke dalam dua bagian, yaitu:
·         Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan aqidah dan ibadah wajib. Setiap orang wajib mendalami ilmu-ilmu tersebut (fardhu a’in).
·         Imu-ilmu yang berkaitan dengan ruang public, misalnya: ilmu kedokteran, ilmu sosiologi, ilmu komputer, dan lain-lain. Tidak semua orang wajib mempelajari ilmu-ilmu tersebut. Beberapa orang saja yang mempelajarinya sudah cukup (fardhu kifayah).


4.       Danah Johar dan Ian Marshal
Dua ilmuwan ini mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul SQ (Kecerdasan Spiritual) bahwa ilmu pengetahuan membantu manusia untuk memahami hal-hal yang bersifat spiritual.
5.       Plato
Konsep ilmu yang digagas oleh Plato, yaitu konsep ide sebagai realitas sejati. Adapun pengalaman dan penelitian merupakan ingatan dari dunia ide.
6.       Anaximandros
Dia berpendapat bahwa: “Semua adalah yang tak terbatas”.
7.       Thales dari Milletos
Ilmuwan yang satu ini menyampaikan konsep ilmu sebagai berikut, “Semua adalah air”.
8.       Aristoteles
Murid Plato ini menyumbangkan pemikirannya yang berseberangan dengan Sang Guru. Konsep ilmu yang ditawarkan mengenai realitas sejati merupakan hasil dari melihat, mengamati, mendengar, dan meneliti suatu objek. Kemudian, akal pikiranlah yang akan mengolah menjadi suatu kesadaran.

Mengapa ilmu bisa hadir? Pada hakekatnya, manusia memiliki keingintahuan pada setiap hal yang ada maupun yang sedang terjadi di sekitarnya. Sebab, banyak sekali sisi-sisi kehidupan yang menjadi petanyaan dalam hidupnya. Oleh sebab itulah timbul pengetahuan (yang suatu saat) yang telah melalui beberapa proses beranjak menjadi ilmu.

Bagaimanakah kita (manusia) mendapat ilmu? Manusia diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dengan sempurna, yaitu dilengkapai seperangkay akal dan pikiran. Dengan akal dan pikirahn inilah, manusia mendapat ilmu, seperti ilmu pengetahuan sosial, ilmu pertanian, ilmu pendidikan, ilmu kesehatan dan lain-lain. Akal dan pikiran memproses pengetahuan yang diserap indera-indera yang dimiliki manusia.

Manfaat berbagai Ilmu
·       Manfaat ilmu Kimia
a)      Dapat mengubah bahan alam menjadi sesuatu/produk/barang yang berguna untuk memenuhi dan membantu kehidupan manusia. Misalnya: sabun, mobil, pakaian, tumbuhan, enzim dan lain-lain.
b)      Manusia jadi mengetahui dan memahami kebutuhannya.
c)       Manusia lebih memahami tentang alam sekitar dan proses yang terjadi di dalamnya.
d)      Manusia memahami gejala alam yang dijumpainya dalam kehidupan sehari-hari.
e)      Manusia memahami proses yang berlangsung di dalam tubuhnya.
·         Manfaat ilmu Kedokteran
a)      Manusia dapat mengobati penyakit yang dideritanya.
b)      Manusia dapat memelihara dan menjaga kesehatannya.
c)       Manusia dapat menganalisis gejala penyakit yang menyerangnya.
d)      Manusia dapat meningkatkan kualitas hidupnya baik secara fisik maupun mental.

·         Manfaat ilmu Astronomi
a)      Manusia jadi mengetahui pergerakan, penyebaran, dan karakteristik benda-benda langit.
b)      Manusia dapat menentukan awal bulan Puasa dan hari Lebaran.
c)       Manusia dapat menentukan waktu dengan berpatokan pada matahari atau bulan.
d)      Membantu manusia untuk menentukan arah mata angin.
e)      Manusia mengetahui terjadinya siang dan malam.
f)       Petunjuk fenomena alam (kejadian-kejadian alam) di bumi.
·         Manfaat ilmu Sosiologi
a)      Dalam bidang pembangunan, sosiologi bermanfaat untuk memberikan data-data sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun proses evaluasi pembangunan.
b)      Manusia dapat mengetahui cara berinteraksi dengan yang lainnya, baik dalam kolompok kecil maupun kelompok besar.
c)       Manusia mengetahui tentang pranata-pranata sosial sehingga memudahkannya untuk hidup dalam suatu kelompok tertentu.
·         Manfaat ilmu Geografi
a)      Manusia mengetahui tentang perubahan iklim. Pengetahuan ini membantu manusia dalam bercocok tanam, bepergian, dan memelihara kesehatan.
b)      Manusia megetahui tentang lapisan-lapisan atmosfer dan dampaknya bagi kehidupan dan aktivitas sehari-hari manusia.
c)       Manusia mengetahui lapisan-lapisan bumi dan struktur bumi, laut dan isinya, sungai-sungai, dan lain-lain. Dengan itu, manusia dapat bercocok tanam, berlayar, mencari sumber makanan dan sumber energi di laut.
·         Manfaat ilmu Arsitektur
a)      Manusia dapat membangun tempat tinggalnya (rumah) menjadi lebih indah, aman, dan nyaman sesuai dengan kondisi alam sekitarnya, serta membuat fungsi-fungsi ruang yang optimal.
b)      Manfaat ilmu Sejarah
c)       Manusia mengetahui kehidupan di masa lampau. Manusia dapat belajar dari pengalaman-pengalaman, barang-barang yang dihasilkan, dan cara hidup mereka.
·         Manfaat ilmu Fisika
a)      Manusia dapat memanfaatkan energi yang ada di alam semesta.
b)      Di bidang fotografi, manusia dapat memotret berbagai kehidupan dengan kamera.
c)       Manusia dapat menghitung energi yang dikeluarkan dan yang masuk dalam berbagai aktivitas.
·         Manfaat ilmu Matematika
a)      Digunakan dalam bidang sains dan teknik.
b)      Untuk penelitian masalah tingkah laku manusia.
c)       Membantu manusia dalam berdagang dan bidang perekonomian.
d)      Ilmu matematikan juga digunakan dalam bidang komputer.
e)      Membantu manusia berpikir secara matematis dan logis.
f)       Dengan bilangan, manusia dapat menentukan kuantitas.
g)      Dengan himpunan, manusia dapat berkelompok dan bersosialisi.
(Sumber : pengetahuanumum.com)

“Ilmu adalah suatu sifat yang kalau dimiliki oleh seorang maka menjadi jelaslah apa yang terlintas di dalam pengertiannya”-Drs. H. Ali As’ad (Buku Ta’limul Muta’allim)



Definisi Ilmu Pengetahuan
Definisi ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum sebab-akibat dalam suatu golongan masalah yang sama sifatnya, baik menurut kedudukannya (apabila dilihat dari luar), maupun menurut hubungannya (jika dilihat dari dalam).

·         Mohammad Hatta
Definisi ilmu dapat dimaknai sebagai akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris.Ilmu dapat diamati panca indera manusia. Suatu cara menganalisis yang mengizinkan kepada para ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk: “jika,…maka…”

·         Harsojo, Guru Besar Antropolog, Universitas Pajajaran
Definisi ilmu bergantung pada cara kerja indera-indera masing-masing individu dalam menyerap pengetahuan dan juga cara berpikir setiap individu dalam memroses pengetahuan yang diperolehnya. Selain itu juga, definisi ilmu bisa berlandaskan aktivitas yang dilakukan ilmu itu sendiri. Kita dapat melihat hal itu melalui metode yang digunakannya.

·         Gordon (1994)
pengertian pengetahuan adalah struktur organisasi pengetahuan yang biasanya merupakan suatu fakta prosedur dimana jika dilakukan akan memenuhi kinerja yang mungkin.

·         Nadler (1986)
pengertian pengetahuan adalah proses belajar manusia mengenai kebenaran atau jalan yang benar secara mudahnya mengetahui apa yang harus diketahui untuk dilakukan.

·         Lebih lanjut Gordon (1994) menyimpulkan bahwa pengetahuan (knowledge) merupakan dasar kebenaran atau fakta yang harus diketahui dan diterapkan dalam pekerjaan.

·         Kraiger (1993) pada dasarnya pengetahuan (knowledge) dapat dibagi menjadi dua bagian yang saling berhubungan, yaitu:
1. Theoritical Knowledge
Pengetahuan dasar yang dimiliki karyawan seperti prosedur bekerja, moto dan misi perusahaan serta tugas dan tanggung jawab, informasi-informasi lainnya yang diperlukan dan yang diperoleh baik secara formal (sekolah, universitas) maupun dari non formal (pengalaman-pengalaman)



2. Practical Knowledge
Pengetahuan yang diberikan kepada karyawan dengan tujuan untuk memahami bagaimana dan kapan karyawan bersikap dan bertindak dalam menghadapi berbagai masalah dan penerapan prosedur kerja berdasarkan dari pengetahuan secara teori maupun dari pengalaman-pengalaman yang terjadi.

(Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2197076-pengertian-pengetahuan-menurut-para-ahli/#ixzz1akVMvekC)

              Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003). Secara garis besar menurut Notoatmodjo (2005) domain tingkat pengetahuan (kognitif) mempunyai enam tingkatan, meliputi: mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan mengevaluasi. Ciri pokok dalam taraf pengetahuan adalah ingatan tentang sesuatu yang diketahuinya baik melalui pengalaman, belajar, ataupun informasi yang diterima dari orang lain.. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.

                Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan diam seseorang biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lesan. Kemampuan berbahasa, mendesain, atau mengoperasikan mesin atau alat yang rumit membutuhkan pengetahuan yang tidak selalu bisa tampak secara eksplisit, dan juga tidak sebegitu mudahnya untuk mentransferkannya ke orang lain secara eksplisit. Contoh sederhana dari pengetahuan implisit adalah kemampuan mengendara sepeda. Pengetahuan umum dari bagaimana mengendara sepeda adalah bahwa agar bisa seimbang, bila sepeda oleh ke kiri, maka arahkan setir ke kanan. Untuk berbelok ke kanan, pertama belokkan dulu setir ke kiri sedikit, lalu ketika sepeda sudah condong ke kenan, belokkan setir ke kanan. Tapi mengetahui itu saja tidak cukup bagi seorang pemula untuk bisa menyetir sepeda. Seseorang yang memiliki pengetahuan implisit biasanya tidak menyadari bahwa dia sebenarnya memilikinya dan juga bagaimana pengetahuan itu bisa menguntungkan orang lain. Untuk mendapatkannya, memang dibutuhkan pembelajaran dan keterampilan, namun tidak lantas dalam bentuk-bentuk yang tertulis. Pengetahuan implisit seringkali berisi kebiasaan dan budaya yang bahkan kita tidak menyadarinya.

                Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi.

                Selain pengetahuan empiris, ada pula pengetahuan yang didapatkan melalui akal budi yang kemudian dikenal sebagai rasionalisme. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak menekankan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan empiris, melainkan melalui sebuah pemikiran logis akal budi.

Pengetahuan tentang keadaan sehat dan sakit adalah pengalaman seseorang tentang keadaan sehat dan sakitnya seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut bertindak untuk mengatasi masalah sakitnya dan bertindak untuk mempertahankan kesehatannya atau bahkan meningkatkan status kesehatannya. Rasa sakit akan menyebabkan seseorang bertindak pasif dan atau aktif dengan tahapan-tahapannya.

Faktor-faktor yang memengaruhi pengetahuan
Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
·        Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.
·         Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah.
·         Informasi Pengertian informasi menurut Oxford English Dictionary, adalah "that of which one is apprised or told: intelligence, news". Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program komputer, basis data. Adanya perbedaan definisi informasi dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi.
·         Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
·         Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.

(Sumber: http://id.wikipedia.org/)
                Perbedaan antara pengetahuan dengan ilmu pengetahuan adalah terletak pada konsep dari keduanya, dimana pengetahuan lebih spontan sifatnya, sedangkn ilmu pengetahuan lebih sistematis dan reflektif, sesuai dengan pengertiannya bahwa ilmu pengetahuan adalah keseluruhan system pengetahuan manusiayang telah dibakukan secara sistematis. Dengan demikian pengetahuan jauh lebih luas daripada ilmu pengetahuan karena pengetahuan mencakup segala sesuatuyang diketahui manusia tanpa perlu berarti telah dibakukan secara sistematis. Pengetahuan mencakup penalaran, penjelasan tentang manusia mengetahui sesuatu, jugamencakup praktek atau kemampuan teknis dalam memecahkanberbagai persoalan hidup yang belumdibakukan secara sistematis dan metodis.
                Tapi, menurut saya Ilmu dan pengetahuan itu bisa dikatakan mudah dibedakan dan bisa juga susah dedefinisikan atau diklarifikasikan karena keduanya adalah saling bersinggungan atau persamaan. Dalam kamus Bahasa Indonesia dapat dikatakan sebagai synonym yaitu persamaan.
Dimana menurut saya secara memandang arti ilmu dengan kacamata saya yang secara sederhana ilmu itu adalah suatu hasil pengetahuan yang didapat dengan mengikuti proses pembelajaran, pendidikan yang diikuti dari awal hingga selesai, penalaran, pembuktian/survey/praktikum, serta mengerti apa ilmu yang didapat dan dipelajari itu. Dan menurut saya dari berbagai definisi atau klarifikasi atau pendapat tantang ilmu diatas semua adalah benar, tepat karena semuanya sesuai dengan apa arti dan pengertian dari kata ilmu itu sendiri.
                Seperti kita ketahui ilmu bisa dikatakan berawal dari pendidikan dimana arti ilmu itu sendiri dilalui dengan mengikuti pendidikan seperti awal kita melakukan pendidikan dimulai dari TK,SD,SMP,SMA/SMK disana kita mengenyam pendidikan untuk mendapatkan ilmu dimana jenjang kedepan yang kita harapkan adalah dapat menggapai Masa Depan hingga keberhasilan serta kesuksesan yang ingin kita capai atau cita-citakan. Selain itu selama kita melkukan atau menjalani pendidikan ilmu yang kita dapat banyak proses yang kita harus lalui atau kita lakukukan untuk mancapai mendapatkan ilmu didalam pendidikan, yang dimana ilmu yang kita dapat lebih spesifik lagi. Beda dengan pengetahuan dimana bisa dikatakan pendapatan pengetahuan luas tetapi keskuratan atau kejelasannya kurang. Karena ia kebanyakan terdapat dari informasi, wawasan, gagasan, pengalaman yang ada.

Kamis, 06 Oktober 2011

Shift Paradigm


Paradigm Shift.  Apa itu?  Dari asal katanya, bahasa Inggris. Paradigm atau dalam bahasa Indonesia serapan, paradigma adalah pola pikir. Sedangkan shift adalah perubahan. Jadi, Paradigm Shift adalah perubahan pola pikir.
             
      Bicara tentang paradigma, saya baru saja berbagi cerita dengan seseorang tentang hal ini. Dia mengatakan bahwa paradigma adalah salah satu hal paling mendasar yang mempengaruhi cara kita menjalani hidup. Well, saya setuju dengan pendapat dia. Bahkan John C. Maxwell dalam 101 Relationship pernah mengatakan bahwa kebanyakan orang tidak bisa mencapai target yang diinginkan karena ia tidak percaya pada dirinya sendiri. Beberapa orang memang seringkali merasa kesulitan untuk bisa percaya terhadap diri mereka, dan sering juga terjadi fakta bahwa seseorang tidak mempunyai seorangpun yang yakin pada mereka. Meski kelihatannya sepele, hal ini sangat berpengaruh besar terhadap paradigma hidup seseorang. Mengapa? karena kamu tak mungkin berpikir bahwa kamu tidak mempunyai seorangpun yang yakin pada diri kalian. Bagaimana bisa? tentu, karena paling tidak, orang pertama yang begitu yakin terhadap kamu adalah saya. Mari kita membuka mata, mengepakkan sayap, dan terbang tinggi bersama elang-elang itu. Kita bukanlah seekor itik yang hanya bisa melihat elang-elang itu dari kejauhan, melainkan kita adalah salah satu dari rombongan elang-elang itu.

      Apapun kelainan yang dipunyai oleh seseorang, pada dasarnya mereka adalah sama seperti kebanyakan orang. Didalam tubuh mereka terdapat proses kimia yang sewaktu waktu dapat menjadi tidak seimbang sehingga perilaku mereka berubah. Neuro-transmittal mereka menjadi tidak seimbang sehingga membuat mereka menjadi tidak dapat mengendalikan diri, terobsesi, depresi, maniak dan labil. Seperti kebanyakan orang mereka dapat pula mengembangkan pola pikir/ persepsi yang dapat bermanfaat ataupun merugikan mereka sendiri. Untuk dapat membaca pola pikir seseorang, kita tidak selalu memerlukan bahasa verbal. Ada yang namanya bahasa perilaku. Tanpa disadari lingkungan sekitar kita dapat membentuk pola pikir negatif yang dapat merusak diri sendiri.
Seseorang dapat menjadi marah atau depresi karena berbagai macam faktor seperti faktor sosial, keadaan emosi, cara berkomunikasi, perilaku, melakukan diet dan minum suplemen / obat-obatan.
Pola berpikir seseorang biasanya mengikuti cara pola berpikir kebanyakan orang yaitu pola pikir mengejar perhargaan/ membela diri/ membuat alasan2/ mengucilkan diri, dll.
                
      Topik ini saya kemukakan dengan harapan dapat merubah total pola pikir seseorang. Untuk ini diperlukan banyak bantuan hypotherapy. Seperti-nya cara "konsultasi" tidak akan banyak membantu merubah pola pikir seseorang yang cenderung menyukai/kecanduan untuk memanifestasikan pola pikir lama mereka. Dan jika ini tidak memungkinkan maka diperlukan cara untuk "mengatur" respon lingkungan sekitar dengan cara meng-konfrontasikan-nya sehingga dapat merubah pola pikir yang negatif secara tidak langsung. Tentu bagi beberapa orang, mereka dapat melakukannya dengan cara diet dan mengkonsumsi obat-obatan tapi dengan syarat harus merubah total lingkungan sekitar sehingga dapat memancing timbulnya perubahan pola pikir dan juga penting orang tersebut harus punya niat yang kuat untuk merubah pola pikir lama mereka.

Berikut ini adalah ringkasan yang saya tulis dengan harapan dapat anda pakai untuk menolong orang lain.

Pola Pikir
Adalah pola-pola dominan yang menjadi acuan utama seseorang untuk bertindak, atau dari definisi lainnya adalah pola yang menetap dalam pikiran bawah sadar seseorang.

Kita melihat banyak orang terpengaruh pada berbagai macam pola pikir. Pola pikir dapat pula mempengaruhi orang yang "non-verbal". Pola pikir adalah kecenderungan manusiawi yang dinamis, ia dapat mempengaruhi siapa saja, ia dapat membantu kita, dapat pula merugikan kita.
  • Ada orang dengan pola pikir perfeksionis. Kita menilai diri kita begitu tajam sehingga sekilas kita tidak berani mencoba sesuatu yang tidak kita kuasai dengan sangat sempurna. Ada orang dengan pola pikir obsesif, mengingat terus menerus sesuatu yang menakutkan kita sehingga kita menteror diri sendiri sampai rasa takut itu menjadi jauh lebih besar dari diri kita sendiri dan akhirnya kita berhenti sambil meyakini bahwa semuanya adalah malapetaka.
  • Ada juga orang dengan pola pikir pesimis. Kita meyakini bahwa kita telah dikutuk. Bagaimanapun kerasnya kita berusaha tapi yang datang selalu hal hal buruk. Kitapun tidak mampu melihat atau peduli akan keberhasilan kita karena kita memilih untuk hanya melihat pada kegagalan kita.
  • Ada orang dengan pola pikir bergantung pada orang lain. Kita sangat ingin untuk bebas tapi dilain pihak kita merasa bahwa hanya orang lain yang dapat menyelamatkan kita. Kita berpikir bahwa mereka mencintai kita karena mereka telah menyelamatkan kita. Kita merasa takut kehilangan hubungan baik yang telah lama dibina. Kita mendambakan kebebasan tapi kita sangat merasa tidak aman jika tidak bergantung pada mereka takut mereka akan menelantarkan kita.
  •  Ada orang dengan pola pikir "saling membutuhkan". Kita memfokuskan diri untuk mencintai orang lain dan membuat orang yang dicintai menjadi bergantung pada kita dengan mencurahkan segala perhatian dan perasaan cinta kita kepadanya. Yang dicintai merasa orang lain tidak dapat mencintai-nya kecuali kita, Pada akhirnya orang yang kita cintai merasa tidak berdaya
  • Ada orang dengan pola pikir membenci diri sendiri / suka melukai diri sendiri. Kita membuat diri kita sendiri menjadi seorang pesimis lalu melakukan hal yang sama pada orang lain. Tetap bertahan untuk tidak merubah diri bahkan mempengaruhi orang lain dengan cara menakut-nakuti bahwa akan ada sesuatu yang berbahaya apabila kita keluar dari pola pikir yang lama.
  •  Ada orang dengan pola pikir birokrat/dogmatik, memaksakan kehendaknya untuk mengikuti aturan dan merasa kita yang paling tahu segalanya . Tapi kita juga dapat mempunyai pola pikir yang baik dan konstruktif.
  • Kita dapat memiliki pola pikir yang optimistis. Kita percaya bahwa tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Semua dapat dilakukan secara bertahap, biar lambat asal selamat maka kita akan berhasil melakukan sesuatu yang teramat sulit
  • Kita juga dapat memilih pola pikir seorang yang realistis. Dapat mengalahkan rasa takut dan hal-hal negatif dan melihat sesuatu tanpa menggunakan emosi lalu membuat rencana secara bertahap dengan penuh rasa percaya diri
  • Kita juga dapat mempunyai pola pikir Taoisme. Bahwasanya hitam tidak selalu jelek dan putih tidak selalu baik. Sesuatu yang jelek dapat sangat bermanfaat jika ada pada situasi yang tepat. Bahwa sesuatu yang kelihatan-nya baik mungkin dapat mencelakakan kita. Selalu berada dijalur tengah, berjalan dengan sendirinya tanpa diatur, tanpa emosi, menerima apa adanya tanpa penyesalan Ini merupakan cara terbaik untuk meraih kebahagiaan. Yang perlu kita pikirkan atau kuatirkan adalah saat sekarang ini, menit ini, detik ini, bukan kemarin ataupun esok hari. Semua langkah kita dapat dilakukan dengan benar jika kita tidak merasa putus asa dan tidak terlalu memikirkan hal-hal menakutkan yang belum terjadi atau memikirkan bahwa kita akan gagal. Jika kita dapat memfokuskan diri kita pada saat sekarang maka kita akan dapat jauh lebih sukses.
  • Kita juga dapat mempunyai pola pikir seorang yang mandiri. Tidak terlalu memikirkan perasaan orang lain sehingga orang lain dapat merasa bebas. Kita semua dapat menggali kemampuan diri secara bertahap sesuai kemampuan masing-masing tanpa harus mempunyai perasaan bersalah, rasa malu ataupun rasa terbebani.

Setiap saat kita dapat menentukan pilihan untuk merubah pola pikir apakah kita akan tetap dengan pola pikir yang positif atau pola pikir yang negative. Seperti jargon-jargon motivator,yaitu “Hidup selalu penuh dengan pilihan” dan saya mengutip quotes yang sangat bagus dari teman saya. Yang berbunyi “Hidup itu berawal dari "B" dan diakhir di "D" . Born (lahir) dan Death (mati) . Tapi di antara huruf 'B' dan 'D' ada 'C' Yaitu (Choice) (pilihan)!”

      Saya akan mencoba memberi sebuah imajinasi! Selama paradigma itu negatif atau bahkan salah. Berarti ada dua macam paradigma? Betul.  Ada yang positif dan juga negatif. Dan kita pasti akan memilih yang positif. Perlu diketahui, paradigma, secara langsung atau tidak, terbentuk atau bahkan dibentuk oleh pola asuh orangtua/keluarga, lingkungan sekitar, dan media. Saya akan memberi contoh real dalam kehidupan kita sehari-hari.

     Pola asuh orangtua/keluarga. Sebagian kalian pasti akan mengecam saya dengan pernyataan saya ini. Mereka menganggap keluarga mereka yang paling baik. The best family in the world. Oke, tapi sadari bahwa tidak semua pendidikan orangtua positif. Sengaja maupun tidak.
Sebagai contoh, apakah kalian masih ingat pepatah yang mungkin disematkan di benak kalian oleh orangtua kita, “bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”? Sebuah pepatah yang sebenarnya memiliki maksud baik tapi dengan pemilihan kata yang salah. Salah? Yap, di kalimat tersebut ada kata ‘sakit’ yang disandingkan dengan kata ‘dahulu’. Yang perlu kita ingat adalah kata-kata memiliki kekuatan besar untuk mengubah pemikiran. Dan kata ‘bersakit-sakit dahulu’ jelas memiliki kekuatan negatif.

Mengapa harus ‘bersakit-sakit dahulu’? Apa kita harus sakit dulu sebelum mendapat kesenangan? Atau bisa saya sebut kebahagiaan? Tidak. Mungkin kalian akan berpikir, ‘Hei, bersakit itu maksudnya tuh usaha!’. Benar, saya sepenuhnya setuju. Tapi, apakah harus ada kata ‘sakit’?

Bila saya mendapatkan hak cipta, saya akan mengganti kalimat pepatah di atas menjadi “Bersenang-senang dahulu, bersenang-senang pula kemudian”

Berusaha dengan perasaan cinta. Berdoa dengan tulus. Ditujukan untuk Sang Maha Kuasa. Menikmati semua proses. Bersenang-senang dahulu.

Lalu, bersiap untuk menerima buah dari usaha dan doa. Dimana saat kita berusaha dengan benar dan adil. Berdoa dengan tulus. Saya yakin Tuhan akan memberikan. Detil. Sesuai yang kita inginkan. Bersenang-senang pula kemudian.

Jadi, saya yakin semua orangtua memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. No doubt about it. But, you know the fact now! Pilih dan pilah semua yang diberikan orangtua. Kenali lalu ubah paradigma yang ‘tidak sengaja’ digelontorkan orangtua untuk kita. Hasilnya? Rasakan dalam kehidupan sehari-hari kalian. The change of your inner will change your outer significantly.
                
      Contoh lainnya, dulu pada saat saya masih SD, ayahku pernah menyampaikan cerita yang, believe it or not, masih saya ingat sampai sekarang. Ceritanya mengenai ikan di dalam akuarium. Jadi suatu hari, ada sebuah akuarium yang berisi seekor ikan. Oleh pemiliknya, akuarium ini disekat menjadi dua bagian dengan menggunakan kaca transparan. Dengan demikian, ikan tersebut hanya menempati salah satu sisi akuarium, sedangkan sisi lainnya kosong, hanya berisi air. Beberapa bulan kemudian, sang pemilik melepaskan kaca yang digunakan sebagai sekat akuarium tersebut. Dan, tahukah anda apa yang terjadi? ikan tersebut tetap berenang hanya di setengah bagian akuarium. Ia sama sekali tidak berusaha berenang menuju ke sisi yang sebelumnya terhalang oleh sekat pembatas. Padahal sebenarnya, ia bisa berenang dengan lebih leluasa jika menggunakan seluruh bagian akuarium tersebut. Sebenarnya ia bisa meraih jauh lebih banyak apabila ia mau mengubah paradigmanya sedikit saja. Ia terhalang oleh paradigmanya sendiri yang mengatakan bahwa ia tak akan bisa mencapai sisi kolam tersebut karena pasti akan terhalang kaca.

Dari beberapa fakta dan contoh di atas, kita dapat melihat secara nyata bahwa paradigma memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan kita. Seandainya kita mau berusaha mengubah paradigma yang membatasi pikiran-pikiran dan proses aktualisasi diri kita, bisa dipastikan, proses pencapaian target dan prestasi kita dapat berjalan lebih maksimal. Meskipun ada banyak faktor lain yang tidak boleh dilupakan, tapi tidak ada salahnya kita bangun paradigma yang lebih baik dan lebih positif untuk kita tanamkan dalam pikiran kita. Paradigma besar yang akan mengiringi setiap langkah dalam kehidupan kita.

Saya mengutip artikel yang sangat menarik dari suatu forum yang bercerita tentang “Mengenal Pola Pikir Diri Sendiri” dan berikut isinya:

Pola Pikir Sebagai Dasar Segala Bentuk Tindakan
      Pernahkah kamu kesal dalam satu percakapan, diskusi atau rapat? Atau pernahkan kamu memperhatikan orang yang kesal dalam diskusi atau pertemuan? Kamu mungkin pernah mengalaminya atau melihatnya. Bukan hanya kesal, orang bisa emosi dan marah. Bahkan ada yang sampai berkelahi seperti yang pernah saya tonton di televisi. Apa yang menyebabkan sikap demikian? Mengapa begitu mudah berbeda pendapat atau berdebat yang bisa berujung dengan rasa kesal, emosi, marah bahkan sampai berkelahi?
      
      Pada lapisan yang paling mendasar, ini disebabkan adanya perbedaan praanggapan (presupposisi). Ibarat bangunan sebuah rumah, pra-anggapan adalah fondasinya. Kita tidak bisa melihat fondasinya. Tidak kelihatan dengan kasat mata bagaimana struktur fondasinya. Tetapi, di atas fondasi itulah bangunan berdiri: mulai dari dinding, pintu, jendela, dan atap rumah. Demikianlah praanggapan seseorang. Ini tidak kelihatan, tetapi di atas fondasi inilah seluruh tindakan dan perilaku seseorang dibangun.

Setiap orang mempunyai pra-anggapan (presuposisi). Kamu dan saya mempunyai pra-anggapan yang berbeda dan pra-anggpan itu tidak selalu sama. Edward de Bono menyebut pra-anggapan ini dengan istilah lain. Ia menggunakan kata kerangka berpikir atau pola pikir ('Thinking Pattern'), yaitu akumulasi informasi yang masuk ke dalam pikiran. Dan informasi ini kemudian, membentuk kerangka berpikir dengan sendirinya.

Proses pembentukan kerangka berpikir dimulai sejak bayi dalam kandungan. Dengan bertambahnya usia bertambah pula informasi yang masuk ke dalam pikiran. Berapa banyak informasi yang masuk ke dalam pikiran ketika seseorang sudah remaja, pemuda, dewasa, orang tua dan nenek-kakek- kita tidak tahu.
Informasi yang masuk ke dalam pikiran pun beragam: mulai dari pengalaman diasuh oleh ibu, dididik orang tua, dididik oleh guru di taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, dan kampus. Bukan hanya itu saja, masih ada pengalaman-pengalaman unik dalam hidup kita seperti kisah percintaan, cinta ditolak, putus cinta, kecelakaan atau kemalingan. Tentu ada juga yang positif seperti mendapat inspirasi dari orang lain, buku bacaan, film atau sejarah. Dan masih banyak informasi lain yang diterima dalam pengalaman hidup yang memberi sumbangsih dalam pembentukan pola pikir.

Informasi yang masuk ke dalam pikiran membentuk ragam pola dalam pikiran. Ibarat sebuah pohon, ada ranting kecil, ranting besar, dan batang. Besarnya pola tergantung dari berapa sering informasi masuk ke dalam pikiran dan berapa dalam kesan yang diberikannya. Semakin sering atau semakin berkesan sebuah informasi semakin kuat pola pikir yang dibentuk. 'Pencucian otak' (indoktrinasi) pun merupakan bagian dari proses pembentukan kerangka berpikir ini.

Kuat atau besarnya pola- ranting kecil, ranting besar, dan batang- akan berpengaruh terhadap informasi-informasi yang datang di kemudian hari. Bakal ada informasi yang 'ditolak' dan diterima dan ini tergantung dari pola yang dominan dalam pikiran. Pola yang dominan inilah salah satu penyebab utama mengapa muncul perbedaan pendapat atau perdebatan dalam percakapan, diskusi atau rapat.
                
     Dari penjelasan singkat tentang proses pembentukan pola pikir diatas menurut saya, anda dan saya sekarang bisa mengenal kerangka berpikir kita masing-masing. Kita bisa menelusuri pola apakah yang dominan dalam pikiran kita sehingga kita bersikap atau bertindak seperti sekarang. Ini bukan pekerjaan mudah. Mau tidak mau, kita harus menelusuri informasi-informasi apa saja yang kita terima selama ini, yang kemudian membangun kerangka berpikir kita.
Dan, artikel lainnya yang saya kutip dari forum itu membahas tentang pengenalan diri dengan judul “Inilah Salah Satu Rahasia Pengembangan Diri”. Dan berikut penjelasannya:
               
      Sejauh mana kamu mengenal dirimu? Bila kamu tidak begitu mengenal siapa kamu, kamu tidak perlu risau. Banyak seperti kamu bahkan ada yang gelisah sekalipun mereka sudah merasa mengetahui dirinya. Ada yang merasa takut kalau mereka salah memahami dan mengukur nilai diri mereka.  Mengenal diri adalah salah satu kunci rahasia untuk pengembangan diri. Para ahli selalu menganjurkannya. Immanuel Kant misalnya, pernah mengajukan beberapa pertanyaan, "Siapakah saya? Apa yang seharusnya saya ketahui? Apa yang seharusnya saya kerjakan? Dan apa harapan saya?" Ia merangkum pertanyaan-pertanyaan yang sangat fundamental bagi kamu dan saya, pertanyaan-pertanyaan yang Anda dan saya harus tanya dan jawab juga.

Namun, Agustinus, yang hidup pada abad ke empat, memberikan pernyataan yang lebih ringkas. Ia mengatakan, "Saya hanya perlu mengenal dua hal: jiwa saya dan Allah." Agustinus seperti mengabaikan pengetahuan akan alam. Seolah-olah ia mengatakan bahwa mengetahui alam bukanlah prioritas utama bagi manusia, tetapi mengenal Allah dan mengenal diri- itulah yang terpenting.
                
       Inilah pendapat dari sudut pandang saya terkait artikel diatas. Saya mengaminkan pandangan Agustinus. Mengenal Allah dan diri kita- inilah kunci rahasia untuk pengembangan diri kita yang sejati. Tidak cukup kita hanya mengenal siapa diri kita, apa yang harus kita ketahui, apa yang harus kita kerjakan, dan apa harapan kita. Pengenalan diri harus dipadu dengan pengenalan akan Allah. Namun, hanya dengan mengenal Allah, Anda dan saya dapat mengenal diri kita yang sesungguhnya.

Sumber: http://www.putra-putri-indonesia.com/pola-pikir.html
                
     Sebelum kamu mencoba merubah pola pikir kamu menjadi semakin berkembang lebih baiknya kamu harus mencoba juga mengenal diri  kalian sendiri sejak saat ini. Sekalipun penghasilan, harta, jabatan, gelar, status sosial, popularitas, atau pengaruh bisa memberi indikasi tentang nilai diri seseorang, ukuran ini tidaklah mutlak. Ukuran-ukuran ini sementara sifatnya. Penghasilan ataupun harta tidaklah abadi. Hari ini harta ada besok bisa lenyap. Perkataan kuno mengatakan, “Janganlah bersusah payah untuk menjadi kaya” tinggalkanlah niat seperti ini. Kalau engkau mengamat-amatinya lenyaplah ia karena ia tiba-tiba bersayap lalu terbang ke angkasa seperti rajawali.” Begitu juga dengan jabatan. Hari ini kamu bisa memiliki jabatan, besok lusa jabatan Anda bisa diisi orang lain. Tahun ini kamu mendapat gelar, lima tahun kemudian, bila kamu tidak menekuni topik yang Anda pelajari, gelar itu sudah tidak lagi valid. Begitu juga status sosial, popularitas, dan pengaruh semuanya bisa berubah. Kamu tidak perlu risau, minder atau menganggap bahwa nilai diri kalian kurang berarti sekalipun kondisi kalian sedang terpuruk. Penghasilan sekecil apapun, bila didapat dengan cara yang benar, itu jauh lebih baik dari pada penghasilan besar yang didapat dengan cara tidak benar. Penghasilan besar, tapi dari hasil perampasan, penipuan, atau pemerasan, bukanlah penghasilan yang perlu Anda kagumi. “Lebih baik penghasilan sedikit disertai kebenaran, dari pada penghasilan banyak tanpa keadilan,” begitu pepatah kuno. Begitu juga harta yang didapat dengan cara tidak benar, gelar yang dibeli, dan popularitas semu ini semua tidak ada artinya.

Namun, ini tidak berarti kalian dan saya menjadi pasif, menerima diri kita apa adanya. Masih banyak potensi-potensi yang belum kita ketahui atau sadari dan yang belum terungkap. Kita mungkin belum menemukan diri kita yang sesungguhnya. Kita harus menggali nilai diri yang tersimpan dalam diri kita masing-masing. Kalian dan saya diberikan tugas untuk mengaktualisasikan potensi diri kita masing-masing. Kita harus mengasah dan mempertajam keahlian kita. Kita harus terus mencari identitas kita yang sesungguhnya.
               
       Tentu, pencarian identitas diri tidak berarti bahwa pada akhirnya kita akan selalu sama dengan orang lain. Tidak ada jaminan bahwa kamu harus berpenghasilan belasan, puluhan atau ratusan juta per bulan. Bila kamu sudah mengerjakan pekerjaan sesuai bakatmu dengan sungguh-sungguh dan kamu pun  mengikuti etika untuk manusia dan hukum alam, kalian sudah melakukan hal yang terbaik sekalipun penghasilan terbilang kecil. Tiap orang punya rezekinya masing-masing, tiap orang mendapat karunia masing-masing. Kita hanya perlu mengenal diri kita, mengaktualisasikan nilai diri kita, menemukan dan mengasah karunia dalam diri, dan setia menggunakannya. Dengan demikian, nilai diri yang tertanam dalam diri bisa dinyatakan dalam kehidupan yang singkat ini.

"Kalau Anda menginginkan perubahan kecil dalam hidup, ubahlah perilaku Anda. Tetapi bila Anda menginginkan perubahan yang besar dan mendasar, ubahlah pola pikir Anda." - Stephen Covey

Jadi dalam artikel saya ini mengenai Shift Paradigm pointnya adalah kenalilah diri kamu sedalam mungkin, jangan mudah terpengaruh lingkungan maupun orang lain dan jikalau kamu masih belum mempunyai/mendapatkan jati dirimu yang sesungguhnya cukuplah kamu menjadi diri sendiri (be yourself). Sesungguhnya menjadi diri sendiri itu lebih baik daripada kamu men-copycat seseorang yang akan membuatmu menjadi terpaksa. Saya mulai mengerti arti dari Shift Paradigm itu sendiri karena semakin berkembang dirimu, semakin berkembang pula pemikiranmu dan pengetahuanmu. Semua potensi itu bisa diasah, dengan berbagai macam cara yang terus berkembang, dari model pelatihan hingga disiplin ilmu yang sudah permanen, dari berguru hingga belajar sendiri. Maka, tunggu apalagi. Segera kenali diri, gali potensi, dan jadilah diri kita sendiri untuk menjadi panutan orang lain.


Senin, 03 Oktober 2011

First!

This is my first post in this new blog. If not for a college assignment, I would not be in this blog. Things I want to talk about in my first post is a 'complaint'. What kind of road movie, life is not too beautiful. Movies always show things that smelled of high imagination. In the movie, college life is very relaxed with no load. But it's very much different, which is always thought was the task. In one week there are many tasks that must be collected within a deadline. It's enough to drain the mind and energy. 
Oh well, always pray for the spirit, and success. God bless me....