Pengertian
Paragraf
Paragraf adalah satuan bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan
beberapa kalimat. Paragraf merupakan perpaduan kalimat-kalimat yang
memperlihatkan kesatuan pikiran atau kalimat-kalimat yang berkaitan dalam
membentuk gagasan atau topik tersebut. Paragraf yang baik terdiri dari gagasan
utama dan gagasan pendukung/penjelas gagasan. Gagasan utama merupakan rangkuman
(kesimpulan) atas rincian yang terdapat pada gagasan pendukung. Gagasan
pendukung berperan sebagai uraian, rincian, ataupun penambahan atas gagasan
utama.
Struktur
Paragraf
Berdasarkan fungsinya, kalimat yang membangun paragraf pada umumnya
dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu :
1. Kalimat
topik atau kalimat pokok. Berisi ide pokok atau ide utama paragraf.
2. Kalimat
penjelas atau pendukung. Kalimat yang berfungsi menjelaskan atau mendukung ide
utama paragraf
Ciri kalimat topik :
1. Mengandung
permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut ;
2. Merupakan
kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri;
3. Mempunyai
arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain;
4. Dapat
dibentuk tanpaa bantuan kata sambung atau penghubung(transisi).
Persyaratan
Paragraf
Paragraf yang efektif harus memenuhi dua syarat,
yaitu :
1. Kesatuan Paragraf
Sebuah paragraf dikatakan dikatakan mempunyai
kesatuan jika hanya membicarakan satu pokok pikiran atau satu masalah.
Keterkaitan antarkalimat diikat oleh satu topic pembicaraan yang sama, bukan
topic masalah yang berlainan.
Contoh
kalimat:
Tahu
digolongkan sebagai makanan yang mengandung protein tinggi. Dalam moto empat
sehat lima sempurna, tahu termasuk dalam kelompok makanan yang mengandung zat
pembangun tubuh sejajar dengan ikan, daging, susu dan tempe. Menurut penelitian
para ahli makanan, tahu mengandung sekitar 40% protein, 35% karbohidrat, dan
20% lemak. Dissamping itu, tahu juga mengandung zt-zat mineral yang diperlukan
tubuh seperti: kalium, fosfor, magnesium, dan vitamin.
Ide
pokok paragraf diatas adalah: Tahu sebagai makanan yang mengandung protein
tinggi. Ide pokok tersebut didukung oleh kalimat-kalimat penjelas sebagaimana
tampak pada kalimat (1) “Dalam moto…,” (2) “Menurut penelitian…,” dan (3) “
Disamping itu…,”. Urutan penjelasan tersebut membentuk kesatuan yang utuh,
sehingga tercipta sebuah paragraf yang mudah dipahami pembaca.
2.
Kepaduan Paragraf
Mengaitkan
hubungan antarkalimat. Hubungan antarkalimat harus saling berkaitan, tidak ada
satu kalimat pun yang hubungannyatidak logis. Cara mengaitkan hubungan
antarkalimat dapat dilakukan dengan melihat hubungan antarsubjek atau
antarpredikat. Syarat kepaduan sebuah paragraf menuntut adanya hubungan timbal
balik. Ini berarti, bahwa kalimat demi kalimat secara terpadu membentuk
paragraf yang mudah dicerna ide pokoknya. Kepaduan menandakan alur pikir yang
urut dari penulisannya.
Kepaduan
paragraf dapat dilakukan dengan memperhatikan unsur-unsur kebahasaan,
perincian, dan urutan isi paragraph. Unsur kebahasaan mencakup pemanfaatan
pengulangan atau repetisi, kata ganti, kata transisi dan paralelisme. Sedangkan
dan urutan isi paragraf mencakup pengertian berupa teknik pengembangan sebuah
ide pokok dan hubungan anta ride penjelas sebagai penunjangnya. Dalam hal ini
kepaduan paragraf dilakukan dengan mengemukakan rincian-rincian. Rincian
tersebut dapat berupa urutan waktu (kronologis), isi urutan ruang (spasial),
urutan logis(sebab-akibat, umum-khusus), klimiaks, proses.
Contoh
kalimat repetisi:
Pengobatan
modern telah berhasil menyembuhkan dan menyelamatkan ratusan jiwa orang.
Peranan pengobatan ini dalam meneruskan angka-angka kematian bayi dan memperpanjang
harapan hidup sangat besar. Meskipun demikian pengobatan modern saja belum
berhasil memecahkan persoalan kesehatan secara menyeluruh. Contoh repitisi
dilakukan dengan mengulang kata kunci pengobatan.
Contoh
kalimat kata ganti:
Pegawai
negeri, banyak yang menikmati manfaat Asuransi Kesehatan. Berkat “Kartu Kuning”
mereka dapat berobat secara cuma-cuma. Program ini sangat membantu mereka,
karena gaji pegawai negeri biasanya tidak cukup untuk menutupi biaya berobat
yang biasa ini dirasakan cukup mahal. Contoh kata ganti dilakukan dengan
memanfaatkan kata ganti mereka yang merujuk kepada pegawai negeri, dan kata
ganti yang merujuk kepada Asuransi Kesehatan.
3. Kelengkapan
Syarat
ketiga dalam membentuk paragraf, yakni adanya kelengkapan. Syarat ini menuntut
adanya kalimat-kalimat penjelas yang cukup sebagai pendukung kalimat utama.
Contoh:
Masyarakat
ilmu pengetahuan di Indonesia tengah perihatin. Penyebabnya buku. Sampai kini
dari semua buku ilmiah yang terbit di seluruh dunia, hanya sekitar 19% yang
terbit dinegara berkembang, termasuk Indonesia. Maka, wajar bila kalangan
perguruan tinggi di sini masih mencari
buku acuan ke negara-negara maju.
Jenis
Paragraf Menurut Posisi Kalimat Topiknya
Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dapat
dibedakan atas empat macam, yaitu :
a. Paragraf Deduktif (umum)
Paragraf
deduktif adalah paragraf yang menempatkan kalimat utama pada awal paragraf.
Ciri paragraf deduktif dikenali dari gagasan utamanya yang diletakkan di awa
tersebut.
b.
Paragraf Induktif (khusus)
Paragraf
induktif adalah paragraf yang menempatkan kalimat utama pada akhir paragraf.
Ciri paragraf induktif dikenali dari gagasan utama yang diletakkan pada akhir
bagian.
c.
Paragraf Deduktif-Induktif (umum khusus)
Paragraf
Deduktif –induktif adalah paragraf yang menempatkan kalimat utama di awal dan
akhir paragraf. Ciri paragraf ini ditandai oleh berulang gagasan utama pada awal yang ditegaskan kembali di bagian
akhir.
d.
Paragraf Penuh Kalimat Topik
Kondisi
demikian itu biasa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topik karena
kalimat yang satu dan yang lainnya sama-sama penting.
Jenis
Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan
Berdasarkan fungsi di dalam karangan, paragraf dapat
dibedakan atas tiga macam, yaitu :
a.
Paragraf Pembuka
Paragraf
pembuka berisi persoalan dasar yang berkaitan dengan masalah yang akan kita
tulis. Paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta
sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan
selanjutnya. Karena sikapnya pengenalan masalah, paragraf tersebut bersifat
menginformasikan akan apa yang akan kita tuliskan.
b.
Paragraf Isi (Pengembangan)
Paragraf
isi adalah paragraf yang berisi kelanjutan gagasan. Paragraf ini menggembangkan
pokok pembicaraan yang dirancang. Dengan kata lain, paragraf pengembangan
mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan.
c.
Paragraf Penutup
Paragraf
Penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir dari
suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Biasanya, paragraf
penutup berupa kesimpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada
bagian-bagian sebelumnya.
Jenis
Paragraf Menurut Sifat Isinya
Berdasarkan sifat isinya, paragraf dapat digolongkan
atas lima macam, yaitu :
a.
Paragraf Persuatif
jika isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara
mempengaruhi pembaca.
b.
Paragraf Argumentatif
jika isi
paragraf membahas satu masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung.
c.
Paragraf Naratif
jika isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan
dalam bentuk cerita.
d.
Paragraf Deskriptif
jika isi
paragraf melukiskan atau menggambarkan suatu dengan bahasa.
e.
Paragraf Ekspositoris
jika isi paragraf memaparkan sesuatu fatwa atau
kejadian tertentu.
Pengembangan
Paragraf
Pengembangan
paragraf berkaitan erat dengan posisi kalimat topik mengingat kalimat topiklah
yang mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf. Selain menyangkut
posisi kalimat topik, pengembangan paragraf sudah pasti berhubungan pula dengan
fungsi paragraf yang akan dikembangkan, fungsi itu akan turut mempengaruhi
pemilihan metode pengembangan yang akan dipakai.
Metode
Metode dalam Paragraf
Metode
pengembangan paragraf akan bergantung pad asifat informasi yang akan disampaikan
: persuatif, argumentative, naratif, deskriptif, atau ekspositoris. Sudah pasti
metode yang diterapkan untuk mengembangkan paragraf argumentatif, misalnya,
akan berbeda dengan paragraf naratif.
Diantara
banyak metode pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku-buku komposisi,
disini diangkat enam metode yang umum dipakai untuk mengembangkan paragraf
dalam penulisan karangan. Metode yang dimaksud :
1.
Metode Definisi
Yang
dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan pengertian/konsep
istilah tertentu. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat definisi, kita
tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan di dalam teks
definisi itu.
2.
Metode Proses (terjadinya sesuatu atau langkah membuat sesuatu)
Sebuah
paragraf dikatakan memakai proses apabila isi paragraf menguraikan suatu
proses. Proses merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan
atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap-tahap kejadian berlangsung
dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara beruntut
(kronologi).
3.
Metode Contoh
Dalam
karangan ilmiah, contoh dan ilustrasi selalu ditampilkan. Contoh-contoh
terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk paragraf. Metode contoh menguraikan
hal yang kecil dari hal yang besar.
4.
Metode Sebab-Akibat
Metode
sebab-akibat dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang
ditimbulkannya, faktor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah
kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya terungkap
jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia pada umumnya.
5.
Metode Umum-Khusus
Motede
umum-khusus tergolong cara yang paling paling banyak dipakai untuk
mengembangkan gagasan paragraf agar tampak teratur.
6.
Metode Klasifikasi
Untuk
mengelompokkan entah benda atau non benda yang memiliki persamaan sifat,
situasi, dan lain-lain, cara yang paling tepat adlah melakukan klasifikasi.
Mengelompokkan beberapa pokok kalimat atau mengklasifikasinya kemudian
dianalisis dan dikemukakan perbedaannya.
Teknik
Pengembangan Paragraf
Paragraf sesuai metode-metode pengembangan dengan
dasar pembentukkan paragraf :
- Klimaks dan anti klimaks
- Sudut pandang → menurutku, menurut saya
- Perbandingan dan pertentangan → batuk, pilek
- Analogi → perbedaan, ibarat, bagai (metafora) mungkin majas dan peribahasa bisa sebagai fiksi
- Proses → menjelaskan dari A- Z
- Sebab-akibat → mengapa ?
- Umum-khusus → seperti piramida terbalik (penjelasan kemudian inti)
- Klasifikasi → pengelompokkan beberapa pokok kalimat